Perkembangan sistem pembayaran di Indonesia terus menunjukkan perubahan signifikan seiring meningkatnya aktivitas ekonomi dan adopsi teknologi keuangan. Berbagai instrumen pembayaran non-tunai semakin akrab digunakan masyarakat, mulai dari uang elektronik hingga kartu kredit, yang menawarkan kemudahan, fleksibilitas, dan keamanan dalam bertransaksi.
Menurut Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), jumlah kartu kredit yang beredar di Indonesia cenderung stabil dari periode ke periode. Pada Kuartal III 2025, jumlah kartu kredit mencapai 18,77 juta, tumbuh 2,5% dibanding periode yang sama tahun lalu, namun turun 0,16% dibanding kuartal sebelumnya.
Baca Juga: Di mana Kartu ATM dan Debit Paling Banyak Beredar?
Pada Kuartal I 2024, jumlah kartu kredit tercatat mencapai 18,13 juta, yang kemudian turun tipis menjadi 18 juta pada kuartal berikutnya. Memasuki Kuartal III 2024, jumlah kartu kredit naik menjadi 18,3 juta. Tren ini terus berlanjut hingga penutup tahun, dengan jumlah kartu kredit sebanyak 18,55 juta.
Memasuki 2025, jumlah kartu kredit naik tipis menjadi 18,67 juta dan terus meningkat mencapai 18,8 juta pada Kuartal II 2025.
Sementara itu, jumlah kartu ATM dan debit mencapai 323,54 juta pada Kuartal III 2025, naik 5,51% secara tahunan dan tumbuh 1,53% dibanding kuartal lalu.
Meski begitu, nominal transaksi dengan kartu debit tercatat turun 4,44% dibanding kuartal sebelumnya menjadi Rp125 triliun. Penurunan ini didorong oleh semakin beragamnya pilihan transaksi belanja dan beralihnya pembayaran ke penggunaan QRIS.
Secara keseluruhan, naiknya jumlah kartu kredit, ATM, dan debit yang beredar di Indonesia mencerminkan semakin beragamnya metode pembayaran dan transaksi, menyediakan pilihan yang fleksibel sesuai kebutuhan. Meski cash masih menjadi pilihan utama, transisi ke transaksi dengan kartu dan secara elektronik terus meningkat.
Baca Juga: Nilai Transaksi Transfer Antar Uang Elektronik 2019-2024
Sumber:
https://aspi-indonesia.or.id/buletin-statistik-aspi-triwulan-iii-2025/