Hutang Argentina Mencapai US$396,6 miliar, PBB Beri Peringatan

Negara Tango, Argentina, terus bergelut dengan masalah utang yang semakin membesar bahkan memilik rasio utang terhadap PDB yang jauh melebihi batas yang diatur.

Hutang Argentina Mencapai US$ 396,6 miliar, PBB Beri Peringatan

The World Bank
GoodStats

Negeri Tango, Argentina, terus bergelut dengan masalah utang yang semakin membesar. Berdasarkan data dari CEIC, total utang negara tersebut telah mencapai US$396,6 miliar pada Desember 2022.

Angka ini terbilang mencengangkan mengingat PDB nominal Argentina hanya sebesar US$ 156,4 miliar. Keadaan ini menunjukkan tekanan yang besar bagi perekonomian negara tersebut.

Rasio utang terhadap PDB yang jauh melebihi batas yang diatur menimbulkan kekhawatiran akan kemampuan Argentina dalam mengelola beban utang yang semakin meningkat.

Situasi perekonomian Argentina tampaknya terjebak dalam lingkaran setan, di mana masalah inflasi telah menjadi momok sejak dekade 1980-an. Meskipun telah berupaya mengatasinya, negara ini terus berada dalam siklus yang menghantui stabilitas ekonominya.

Namun, tidak cukup dengan itu, krisis baru yang dipicu oleh pandemi COVID-19 pada tahun 2020 menjadi pukulan telak bagi Argentina, menyebabkan gelombang ketidakpastian dan penurunan ekonomi yang tajam. Bahkan, ketegangan yang meningkat akibat konflik Rusia-Ukraina pada awal tahun ini turut merusak kondisi ekonomi Argentina, menambah beban yang sudah berat pada negara tersebut.

Dampak dari peristiwa-peristiwa tersebut telah meluas, menambah tekanan ekstra pada perekonomian yang sudah rapuh dan rentan terhadap fluktuasi pasar global.

Bahkan, bank sentralnya memperkirakan tingkat inflasi dapat mencapai angka 100% pada akhir tahun ini. Hal ini memperburuk kondisi sosial, di mana empat dari 10 penduduk Argentina saat ini hidup di bawah garis kemiskinan.

Dalam upaya untuk menstabilkan ekonomi, pemerintah Argentina berencana untuk mengizinkan impor makanan dengan tarif nol, sebagai langkah untuk menekan tingkat inflasi.

Selain itu, rencananya juga termasuk penurunan suku bunga pada skema yang dikelola negara, agar masyarakat dapat membeli produk dalam negeri secara kredit. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan dorongan pada industri nasional dan meredakan tekanan ekonomi yang sedang terjadi.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook