Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka ekspor dan impor Indonesia pada bulan April 2023. Dalam rilis tersebut, nilai impor Indonesia pada bulan April 2023 terhitung turun sebesar 22,32 persen secara year-on-year dibanding bulan sebelumnya, dari yang semula bernilai US$20,5 miliar menjadi US$15,3 miliar. Angka ini merupakan angka yang cukup baik setelah Indonesia sempat mengalami kenaikan nilai impor sebelumnya.
Pada bulan April, nilai impor masih didominasi oleh sektor non migas sebesar US$12,3 miliar, jauh lebih besar daripada sektor migas yang memiliki nilai US$ 2,9 miliar. Angka ini adalah angka sementara yang diolah dari dokumen kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai.
Data BPS menambahkan penurunan nilai impor Indonesia pada April 2023 terjadi pada sektor mesin dan perlengkapan elektrik (-32,01%), mesin dan peralatan mekanis (-23,45%), besi dan baja (-36,44%), hingga kendaraan dan bagiannya (-37,03%). Di sisi lain, peningkatan nilai impor terjadi pada sektor ampas dan sisa industri makanan (22,48%) serta daging hewan (57,97%)
Berdasarkan negaranya, turunnya nilai impor ini berasal dari Republik Rakyat Tiongkok yang turun sebesar US$1,5 miliar, Thailand yang turun sebesar US$510 juta, dan Jepang yang turun sebesar US$499 juta.
Angka nilai impor ini akhirnya membuat neraca dagang Indonesia pada April 2023 dinyatakan surplus sebesar US$3,94 miliar. Angka ini semakin mempertahankan status surplus Indonesia yang selalu diraih selama 36 bulan berturut-turut terhitung sejak Mei 2020.