Tekanan dari negara maju selalu diberikan ke negara berkembang untuk melakukan transisi ke sistem yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Salah satunya terkait pengelolaan sampah. Namun kenyataannya, sejumlah negara maju malah memilih untuk mengirimkan sebagian sampah yang dihasilkan masyarakatnya ke negara lain.
Australia adalah satu dari sekian banyak negara maju yang membuang sampahnya ke negara lain, termasuk Indonesia. Aksi ini kembali mengundang perhatian publik dengan meningkatnya volume sampah dari Australia yang masuk ke Indonesia.
Indonesia adalah tujuan utama ekspor sampah plastik Australia sejak 2021. Pada Januari 2023, terdapat 830 ton sampah warga Australia yang masuk ke sejumlah daerah di Indonesia, seperti Jawa Timur.
Penurunan hampir setengahnya terjadi di bulan berikutnya. Sebanyak 481 ton sampah plastik diekspor Australia ke Indonesia pada Februari.
Selanjutnya, dari Maret hingga akhir tahun, kenaikan volume sampah terus meningkat dengan hanya dua kali penurunan. Terdapat 643 ton di bulan Maret dan 956 ton pada April.
Pada Mei 2023, ekspor volume sampah plastik Australia turun lagi ke angka 721 ton. Setelah itu, kenaikan terjadi hingga puncaknya pada Agustus 2023 sebanyak 2,4 ribu ton. Di bulan Juni dan Juli, volumenya mencapai lebih dari 1.000 ton.
Penurunan ketiga di 2023 tercatat pada September. Volume sampah plastik kiriman Australia jatuh lagi ke angka 1.000 ton. Namun setelah itu, Australia terus mengirim lebih banyak sampah. Pada bulan Oktober dan November, Australia konsisten mengirimkan sampah di kisaran angka 1.000 ton.
Pada akhirnya, Indonesia menutup tahun 2023 dengan menerima "hadiah" sampah plastik kiriman Australia dengan volume terbesar sepanjang tahun. Setidaknya ada 3,5 ribu ton sampah yang diterima Indonesia dari Negeri Kangguru itu pada bulan Desember.
Meskipun sampah ini dibuang ke negara lain, dampak jangka panjangnya akan tetap terasa ke seluruh dunia. Sebagai contoh, sampah yang berakhir di pinggir perairan negara berkembang pada akhirnya akan mengalirkan mikroplastiknya ke perairan dunia.
Baca Juga: Ada Indonesia di Daftar Penghasil Sampah Plastik Terbanyak Dunia