Lebaran menjadi momen bagi masyarakat untuk berkunjung ke sanak saudara. Dari sekian banyak hidangan yang disajikan di ruang tamu, kue kaleng menjadi salah satu produk makanan kemasan yang mendominasi meja-meja tamu. Selain praktis untuk disajikan, rasa produk kue kaleng tak kalah enak dari kue kering dan masih banyak digemari oleh masyarakat.
Berdasarkan survei terbaru yang dilakukan oleh GoodStats berjudul Pola Perilaku Masyrakat Saat Ramadhan dan Idulfitri 2025, 46% responden memilih merek biskuit klasik Khong Ghuan sebagai kue kaleng favorit yang akan disajikan saat momen Lebaran.
Setelah Khong Guan, wafer merek Tango menyusul dengan persentase sebesar 14,5% dan diikuti oleh Nissin dengan 12,1% responden. Adapun produk kue kaleng lainnya seperti Oreo (10,2%), Monde (6%), dan Astor (5,2%) sebagai pelengkap kue kaleng kemasan untuk sajian di momen Lebaran.
Jika dibandingkan dengan survei Goodstats tahun lalu, Khong Guan (29,63%) dan Tango (22,42%) masih menjadi merek top kue kalengan terfavorit yang akan disajikan saat Lebaran. Khong Guan yang telah mendominasi pasar kue kalengan lebaran di setiap tahun, mencerminkan bahwa citra merek Khong Guan sangat ikonik di momen lebaran. Selain itu, publik juga lebih menyukai kue kaleng kemasan dalam bentuk biskuit dan wafer.
Survei ini dilakukan pada 17-29 Februari 2025 dengan metode survei online yang melibatkan 1.000 responden berusia 19-55 tahun yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia.
Selain disajikan di ruang tamu, kue kalengan juga sering dijadikan parcel untuk dikirimkan ke rumah kerabat maupun teman dekat. Parsel kue kalengan biasanya laris di jual di pasar swalayan dan pasar tradsional menjelang momen Lebaran.
Meski begitu, masyarakat sebagai konsumen juga perlu berhati-hati saat membeli parsel kue kalengan dengan memastikan tanggal kadaluwarsanya. Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Lebak Yani turut mengimbau masyarakat agar cermat dalam memilih parsel dan melihat kualitas produk yang dibeli.
“Tentunya berharap kepada konsumen harus lebih teliti dalam membeli produk yang diinginkan, terutama yang dikhawatirkan ada produk yang sudah kedaluarsa,” ungkap Yani mengutip RRI.
Baca Juga: Warga Indonesia Bakal Alokasikan THR 2025 untuk Tabungan Pribadi
