Laju inflasi tahun-ke-tahun Indonesia berada di angka 2,75% (year-on-year/yoy) dengan IHK (Indeks Harga Konsumen) sebesar 105,58. pada periode Februari 2024 ini. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa provinsi dengan inflasi yoy tertinggi terjadi pada Provinsi Papua Selatan dengan inflasi sebesar 4,61% dan IHK sebesar 106,7.
Sementara itu, tingkat inflasi (month-to-month/mtm) berada di angka 0,37% dan tingkat inflasi (year-to-date/ytd) pada Februari 2024 adalah sebesar 0,41%.
Adapun inflasi ini terjadi akibat adanya kenaikan harga dari sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yakni pada kelompok berikut.
- Kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,36%.
- Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,9%.
- Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,57%.
- Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,13%.
- Kelompok kesehatan sebesar 1,95%.
- Kelompok transportasi sebesar 1,4%.
- Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,68%.
- Kelompok pendidikan sebesar 1,55%.
- Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,38%.
- Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,09%.
Beras menjadi komoditas penyumbang utama inflasi kali ini, dengan andil sebesar 0,67%. Cabai merah berada di urutan kedua dengan 0,17%, disusul daging ayam ras dengan 0,14%, sigaret kretek mesin dengan 0,13%, dan tomat dengan 0,11%.
Apabila ditelaah lebih lanjut, harga beras dalam negeri memang terus mengalami kenaikan. Pada bulan Februari 2024 saja, rata-rata harga beras premium nasional adalah sebesar Rp15.900 per kilogram, meningkat 18,6% yoy. Tidak hanya itu, harga rata-rata beras medium juga naik 18,4% yoy.