Kekayaan dan kemakmuran suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja, melainkan hasil dari berbagai indikator ekonomi yang saling terkait. Salah satu indikator utama yang sering digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu wilayah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Di Provinsi Riau, nilai PDRB per kapita sangat dipengaruhi oleh keberadaan sumber daya alam, khususnya sektor minyak dan gas bumi (migas). Kabupaten dan kota yang memiliki aktivitas migas yang besar biasanya mencatat nilai PDRB per kapita yang tinggi, karena industri migas memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan daerah dan kesempatan kerja.
Namun, tingginya PDRB per kapita di daerah penghasil migas belum tentu mencerminkan pemerataan kesejahteraan secara merata di seluruh lapisan masyarakat, karena pendapatan yang besar terkadang terkonsentrasi pada segelintir pihak dan sektor tertentu saja.
Kesenjangan ekonomi antarwilayah di Provinsi Riau tergambar dalam data laporan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Daerah-daerah penghasil minyak dan gas bumi masih mendominasi daftar wilayah dengan pendapatan per kapita tertinggi, mencerminkan besarnya peran sektor migas dalam perekonomian daerah.
Perekonomian Provinsi Riau menunjukkan dinamika yang menarik sepanjang tahun terakhir, terutama jika dilihat dari tingkat pendapatan masyarakat di masing-masing daerah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), disparitas ekonomi antarwilayah di Riau masih cukup mencolok, dengan beberapa daerah penghasil migas mencatat nilai ekonomi per kapita yang jauh lebih tinggi dibanding daerah lainnya.
Kabupaten Bengkalis kembali menempati posisi teratas sebagai daerah dengan ekonomi per kapita tertinggi di Provinsi Riau. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dihitung dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita dengan migas atas dasar harga berlaku, nilai ekonomi per kapita Bengkalis mencapai Rp296,91 juta per kapita.
Menyusul di posisi kedua adalah Kabupaten Siak dengan Rp250,38 juta, dan Kabupaten Pelalawan di urutan ketiga dengan Rp187,22 juta. Adapun Kota Pekanbaru menempati posisi keempat dengan nilai ekonomi Rp166,86 juta. Selanjutnya ada Kota Dumai di urutan kelima dengan angka Rp158,15 juta.
Menempati di posisi keenam yakni Kabupaten Rokan Hilir dengan nilai ekonomi Rp152,22 juta. Dan yang terakhir, di urutan ketujuh adalah Kabupaten Kuantan Singingi dengan Rp148,88 juta per kapita.
Dari data tersebut, nilai PDRB per kapita yang tinggi di wilayah-wilayah tersebut mencerminkan besarnya kontribusi industri migas terhadap pendapatan daerah, meski di sisi lain juga terlihat adanya ketimpangan struktur ekonomi antarwilayah.
Baca Juga: Provinsi Terkaya di Indonesia
Sumber:
https://riau.bps.go.id/id/publication/2025/06/30/7fb5fc481ce7c43041482d9a/produk-domestik-regional-bruto-kabupaten-kota-provinsi-riau-menurut-lapangan-usaha-2020-2024.html
