Masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi akan produk alami yang digunakan sebagai obat dan keperluan perawatan. Sejak dahulu kala, leluhur kita sering menggunakan produk alami dalam kehidupan sehari-hari.Mereka mengandalkan produk alami atau yang biasa dikenal dengan tanaman biofarmaka ini.Biofarmaka merujuk pada Ini mencakup tanaman obat dan produk alami lainnya yang memiliki senyawa aktif bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Tingginya permintaan terhadap biofarmaka disebabkan oleh manfaat terkait dengan tanaman ini. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data mengenai berbagai jenis tanaman biofarmaka serta jumlah produksinya dan didapati bahwa jahe memiliki jumlah produksi terbanyak dibanding tanaman lain senilai 247.346 ton. Jahe memiliki pemanfaatan yang luas dalam pengobatan tradisional maupun pengobatan alternatif. Tingkat produksi jahe yang tinggi mencerminkan besarnya permintaan akan tanaman biofarmaka ini.
Selanjutnya terdapat kunyit yang memiliki jumlah produksi 184.004. ton. Disusul oleh kapulaga dibawahnya, tanaman dengan nama latin Elettaria cardamomum ini memiliki jumlah produksi sebanyak 129.273 ton.
Lalu ditutup dengan keberadaan tanaman yang keduanya memiliki aroma khas dan memberikan cita rasa yang unik bila dihidangkan yaitu lengkuas dan serai yang masing-masing memiliki jumlah produksi total 65.846 ton dan 55.957 ton.