Penetapan tarif resiprokal impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat seluruh negara gempar. Indonesia turut menjadi salah satu negara yang kena imbasnya, dikenakan tarif impor sebesar 32%, yang artinya, setiap barang yang diimpor AS dari Indonesia akan dikenakan tarif tambahan sebesar 32%.
Tarif resiprokal ini merupakan tarif timbal balik yang diberlakukan AS terhadap mitra dagangnya. Pada Rabu (2/4/2025), Trump mengumumkan akan mulai memberlakukan tarif timbal balik ini pada mitra dagangnya minimal 10%, dengan tarif tambahan untuk negara-negara tertentu yang dipandang kurang adil dalam menjalankan perdagangan. Menurutnya, penerapan ini bertujuan untuk melindungi bisnis lokal dan mendukung penggunaan produk dalam negeri.
Meski begitu, pada Rabu (9/4/2025), Trump sempat mengumumkan bakal menunda sementara penerapan tarif ini selama 90 hari, yang diberlakukan untuk puluhan negara kecuali China, yang tarifnya justru dinaikan menjadi 125%.
Tidak hanya menjadi mitra dagang, AS juga banyak menyumbang turis asing ke Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2024 lalu, jumlah turis AS ke Indonesia mencapai 418 ribu, terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, terutama dalam lima tahun terakhir.
Pada 2020, jumlah kunjungan turis dari Negeri Paman Sam ini hanya sebesar 92 ribu kunjungan, yang kemudian semakin anjlok menjadi 22 ribu pada tahun berikutnya imbas pandemi COVID-19. Meski begitu, jumlah turis asal Amerika terus meningkat, naik 9 kali lipat pada 2022 menjadi 189 ribu kunjungan, dan melonjak mencapai 392 ribu pada 2023.
BPS turut menyebutkan bahwa Amerika Serikat jadi salah satu negara yang pengeluaran turisnya cukup tinggi di Indonesia, mencapai US$2.183,58 per kunjungan, atau sekitar Rp37,02 juta.
Baca Juga: Simak Nilai Ekspor Indonesia ke Amerika 2014-2024