Pada Rabu (2/4/2025) Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif resiprokal bagi seluruh negara mitra dagang AS. Kebijakan tersebut merupakan pengenaan tarif bagi negara-negara importir AS. Trump mengenakan tarif dasar sebesar 10% bagi setiap negara, serta tarif lebih tinggi untuk negara-negara tertentu tergantung dari defisit perdagangan terhadap AS.
Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak tarif resiprokal, Trump menjatuhkan tarif sebesar 32% bagi setiap barang yang diekspor Indonesia ke AS. Tarif tersebut tentunya akan berdampak pada perekonomian Indonesia, mengingat AS merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam satu dekade terakhir nilai ekspor Indonesia ke AS terus meningkat. Pada tahun 2014, nilai ekspor Indonesia ke AS berada di angka US$16,53 miliar. Pada tahun 2015, nilai ekspor Indonesia ke AS sedikit menurun ke angka US$16,24 miliar.
Memasuki tahun 2016, nilai ekspor berada di titik terendah selama satu dekade yakni sebesar US$16,14 miliar. Pada tahun 2017, nilai ekspor berhasil naik ke angka US$17,79 miliar. Tren peningkatan nilai ekspor masih terus berlanjut pada tahun 2018, dengan nominal ekspor mencapai US$18,43 miliar.
Tahun 2019, nilai ekspor sedikit menurun ke angka US$17,72 miliar. Meskipun diterjang pandemi COVID-19, nilai ekspor Indonesia ke AS mengalami peningkatan menjadi US$18,62 miliar pada tahun 2020. Pada tahun 2021, nilai ekspor berhasil meroket ke angka US$25,77 miliar.
Tahun 2022, nilai ekspor masih terus mengalami peningkatan yang signifikan ke angka US$28,2 miliar, tertinggi selama satu dekade terakhir. Sayangnya pada tahun 2023, nilai ekspor Indonesia sedikit merosot ke angka US$23,25 miliar. Namun, pada 2024 nilai ekspor kembali bangkit ke angka US$26,31 miliar.
Pada Senin (7/4/2025) Presiden Prabowo Subianto telah menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih untuk membahas strategi menghadapi kebijakan tarif Trump. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan negosiasi kepada pemerintah AS.
“Pak Presiden menugaskan saya, Menlu dan Menteri Keuangan sesuai dengan jadwal yang diberikan,” ujar Airlangga kepada awak media setelah rapat.