Pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia masih dipenuhi tanda tanya. Meski Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto telah meluncurkan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) sebagai langkah percepatan pemerataan kualitas pendidikan, publik belum sepenuhnya optimis akan perwujudan isu ini.
Adapun PHTC adalah salah satu program pemerintah untuk menghadirkan pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan merata hingga ke pelosok negeri. Salah satu terobosan utamanya adalah pemasangan layar televisi digital di seluruh sekolah untuk menunjang pembelajaran modern berbasis teknologi.
“Ini membantu sekolah-sekolah dan guru-guru di seluruh Indonesia. Dengan begitu, kualitas pendidikan tidak lagi ditentukan oleh lokasi sekolah, tapi oleh semangat belajar dan dukungan teknologi,” tegasnya dalam acara peluncuran PHTC di SD Negeri Cimahpar 5, Bogor, Jumat (2/5/2025).
Namun tanpa dukungan masyarakat, strategi besar pemerintah tidak lebih dari abu-abu semata. Berdasarkan Survei Indeks Optimisme 2025 oleh Tim Riset GoodStats, hanya 28,7% publik mengaku optimis akan terwujudnya pemerataan kualitas pendidikan.
Bahkan jumlah ini lebih kecil daripada 39,6% responden yang merasa tidak yakin dengan perwujudan meratanya kualitas pendidikan di Indonesia. Sedangkan, sisanya sebesar 31,7% publik memilih netral terhadap permasalahan ini.
Dengan persentase tersebut, unsur pemerataan kualitas pendidikan memperoleh indeks optimisme hanya sebesar 5,09 dalam rentang 0-10. Angka ini menjadikannya sebagai unsur dengan skor indeks terkecil dibandingkan unsur lainnya dalam dimensi pendidikan, yaitu unsur kualitas tenaga pendidik dengan skor indeks 5,62 dan unsur relevansi sistem pendidikan dengan skor indeks 5,80.
Hal ini menandakan bahwa pendidikan masih membutuhkan perhatian khusus. Alih-alih sebagai penguat negara, eksistensinya justru semakin raib. Keberadaannya berisiko semakin tergerus jika kesenjangan kualitas tidak segera dijawab dengan kebijakan yang konkret dan implementasi yang berkelanjutan.
Rendahnya optimisme publik juga menjadi sinyal penting bagi pemerintah untuk tidak hanya fokus pada inovasi teknologi, melainkan juga pada pemerataan tenaga pendidik, penguatan kapasitas guru, serta relevansi kurikulum dengan kebutuhan zaman. Tanpa kombinasi dari faktor-faktor ini, pendidikan hanya akan berjalan timpang, baik dari sisi kualitas maupun aksesibilitas.
Pelaksanaan Survei Indeks Optimisme 2025 melibatkan 1.020 responden yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Dengan melakukan pengumpulan data selama sebulan, yaitu 3 Juni hingga 3 Juli 2025, metode yang digunakan dalam survei ini adalah online survey dan Forum Group Discussion (FGD).
Baca Juga: Di Balik Kebijakan Pendidikan Pemerintah Indonesia
Sumber:
https://goodstats.id/publication/indeks-optimisme-2025-X2xNZ
https://indonesia.go.id/kategori/sosial-budaya/9298/presiden-prabowo-luncurkan-phtc-dorong-pemerataan-pendidikan-digital-nasional?lang=1