Menjelang Lebaran 2025, penggunaan transportasi umum seperti kereta api diprediksi akan meningkat signifikan. Berdasarkan data jumlah penumpang kereta api tahun 2024, terlihat adanya peningkatan jumlah penumpang pada bulan-bulan tertentu, terutama menjelang Ramadan dan musim mudik. Jika pola ini kembali berulang, penyedia layanan kereta api perlu melakukan persiapan yang lebih matang untuk menghadapi lonjakan penumpang tahun ini.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah penumpang kereta api per bulan sepanjang tahun 2024 mengalami fluktuasi, dengan lonjakan signifikan terjadi menjelang Ramadan dan periode mudik. Misalnya, peningkatan tercatat pada bulan Maret dan April, yang bertepatan dengan persiapan Ramadan dan arus mudik Lebaran.
Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat masih menjadikan kereta api sebagai moda transportasi utama dibandingkan moda lainnya seperti bus atau pesawat. Faktor utama yang memengaruhi preferensi ini meliputi kenyamanan perjalanan, harga yang lebih terjangkau, serta cakupan rute yang luas di berbagai wilayah.
Sebagai langkah antisipasi menghadapi lonjakan penumpang, PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah menyiapkan berbagai strategi. Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, menyatakan bahwa masa Angkutan Lebaran 2025 akan berlangsung selama 22 hari, mulai 21 Maret hingga 11 April 2025. Selama periode tersebut, KAI akan mengoperasikan total 9.572 perjalanan kereta api reguler dan tambahan, dengan total kapasitas yang tersedia sebanyak 4.568.838 tempat duduk, yang terdiri dari KA jarak jauh, KA lokal, dan KA wisata.
Untuk menghadapi lonjakan tersebut, beberapa langkah yang diterapkan oleh operator kereta api meliputi:
- Penambahan jadwal perjalanan, terutama pada rute favorit seperti Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Yogyakarta.
- Peningkatan kapasitas gerbong untuk mengakomodasi lonjakan penumpang pada periode puncak.
- Optimalisasi sistem reservasi tiket agar lebih transparan dan meminimalkan penumpukan penumpang di stasiun.
- Peningkatan layanan di stasiun, termasuk penambahan pos kesehatan, loket informasi, dan fasilitas bagi penyandang disabilitas.
- Kolaborasi dengan pemerintah untuk meningkatkan keamanan dan kelancaran perjalanan, terutama di stasiun-stasiun utama yang menjadi titik transit pemudik.
Jika tren pada 2024 menjadi acuan, maka diperkirakan puncak arus mudik Lebaran 2025 akan terjadi sekitar satu minggu sebelum Idul Fitri. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk merencanakan perjalanan lebih awal agar dapat menghindari kepadatan dan memastikan kenyamanan selama perjalanan.
Dengan persiapan yang lebih baik dari penyedia layanan maupun para pemudik, diharapkan mudik Lebaran 2025 dapat berjalan lancar dan lebih nyaman bagi seluruh masyarakat. Selain itu, inovasi dalam sistem transportasi seperti digitalisasi layanan dan penambahan armada dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mendukung kelancaran perjalanan mudik di masa mendatang.