Batik adalah seni kain tradisional Indonesia yang dihasilkan melalui proses pewarnaan dengan menggunakan lilin untuk menciptakan pola unik. Batik telah diwariskan dari generasi ke generasi dan membawa filosofi, simbol alam, sejarah, dan nilai kehidupan sehari-hari.
Saat ini, batik banyak digunakan dalam berbagai upacara dan perayaan yang menjadikannya bagian integral dari kehidupan sosial dan budaya Indonesia.
Nilai ekspor batik Indonesia cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2022, nilai ekspornya mencapai US$744,79 juta, tertinggi sejak tahun 2020 namun belum bisa mengalahkan masa pra-pandemi. Volume ekspornya di tahun 2022 mencapai 28,48 ribu ton, mengalami kenaikan stabil dari 2020.
Pada tahun 2023, dari periode Januari hingga November, nilai ekspor batik Indonesia mencapai US$590,91 juta dengan volume ekspor sebesar 21,66 ribu ton.
Tahun lalu, batik asal Indonesia diekspor ke 5 negara utama yakni Amerika Serikat (53,63%), Jepang (7,06%), Jerman (6,92%), Australia (3,67%), Belanda (2,96%), dan beberapa negara lain (25,76%)
Sejak 2018, Amerika Serikat selalu menjadi negara utama tujuan ekspor batik Indonesia, proporsinya melebihi 50% dari tahun ke tahun. Nilai ekspornya di tahun ini bahkan mencapai US$326,57 juta.
Dilihat dari provinsinya, maka Jawa Tengah menjadi provinsi asal ekspor batik Indonesia terbesar, nilainya mencapai US$324,82 juta pada Januari-November 2023. Tidak hanya itu, produksinya juga sebesar 10,89 ribu ton.
Di urutan kedua, ekspor batik dari Jawa Barat mencapai US$151,08 juta, setara dengan 4,89 ribu ton volume produksi. DKI Jakarta berada di posisi ketiga dengan mengekspor batik senilai US$47,77 juta, sama dengan 3,35 ribu ton.
Baca Juga: 5 Negara Tujuan Utama Ekspor Kakao Indonesia