Lansia Dominasi Female Breadwinners di Indonesia 2024

Sebanyak 17,91% female breadwinners merupakan lansia, mendominasi dibanding kelompok usia lain.

Sebaran Usia Female Breadwinners di Indonesia

(Tahun 2024)
Ukuran Fon:

Peran pencari nafkah dalam keluarga kerap dilekatkan pada laki-laki. Namun, dinamika sosial dan ekonomi yang terus berubah membuat batasan peran tersebut semakin cair. Perempuan kini bukan hanya berperan dalam ranah domestik, tetapi juga menjadi penopang utama ekonomi keluarga.

Menariknya, pergeseran peran ini tidak hanya terjadi pada kelompok usia produktif. Di Indonesia, perempuan lanjut usia (lansia) justru menempati posisi signifikan sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga.

Laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa 14,37% pekerja pada 2024 termasuk dalam kategori female breadwinners, atau perempuan yang menjadi pencari nafkah utama dalam rumah tangga, baik sebagai satu-satunya penopang ekonomi maupun sebagai kontributor terbesar. Kelompok lansia (di atas 60 tahun) mendominasi, dengan proporsi mencapai 17,91%.

Baca Juga: 31% Female Breadwinner di Indonesia Berstatus Janda

Dominasi lansia menegaskan tantangan yang dihadapi perempuan di usia senja yang masih harus bekerja demi keberlangsungan hidup keluarga. 

“Keterbatasan akses pelatihan keterampilan dan rendahnya pendidikan formal yang ditamatkan menjadi sebab bagaimana female breadwinners berusia lanjut ini harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga,” tulis BPS dalam laporannya.

Selain lansia, kebanyakan female breadwinners berasal dari kelompok usia produktif, di antara 20 sampai 59 tahun. Sementara itu, meski sedikit, ada pula 1,59% female breadwinners yang usianya masih di rentang 15-19 tahun, usia belia yang seharusnya dihabiskan di sekolah untuk menempuh pendidikan.

Kebanyakan female breadwinners tinggal di perkotaan, dengan persentase mencapai 64%. Hal ini disebabkan oleh lebih terbukanya peluang kerja di perkotaan, yang mendorong perempuan untuk lebih berpartisipasi aktif dalam dunia kerja. Norma sosial di perkotaan juga lebih inklusif, sehingga lebih mendukung perempuan untuk bekerja ketimbang di wilayah perdesaan. Selain itu, tingginya biaya hidup di perkotaan memaksa banyak perempuan untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Baca Juga: 14% Perempuan Indonesia Jadi Pencari Nafkah Utama Keluarga

Sumber:

https://www.bps.go.id/id/publication/2025/12/19/8b3f563d24b4a2bbfe307544/-analisis-isu-terkini-2025.html

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook