Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengungkap bahwa jumlah uang kartal yang beredar di masyarakat pada Maret 2024 naik dibanding bulan sebelumnya. Pada Maret ini, jumlah uang kartal beredar sebanyak Rp954 triliun.
Angka ini masih harus ditambah uang giral sebanyak Rp1,6 juta miliar, uang kuasi sebanyak Rp6,2 juta miliar, serta surat berharga selain saham sebanyak Rp29,4 triliun.
Kenaikan uang kartal beredar ini terpantau naik sebanyak Rp42,3 triliun dibanding Februari 2024, setelah pada bulan tersebut angkanya berada di Rp911,6 triliun.
Sejak 2023, jumlah uang kartal beredar dengan angka tertinggi ada di Desember 2023 dengan jumlah Rp975,9 triliun. jumlah uang giral beredar dengan angka tertinggi juga ada di bulan tersebut, dengan angka mencapai Rp1,699 juta miliar.
Hal ini disebut terjadi karena momen libur Natal dan Tahun Baru 2024, yang membuat uang beredar
Dalam keterangan terbaru dari Bank Indonesia, Asisten Gubernur BI Erwin Haryono menyebut bahwa uang kartal beredar di April 2024 tercatat sebanyak Rp943,2 triliun.
“Sementara, giro rupiah tercatat sebesar Rp1.680,0 triliun, atau tumbuh sebesar 6,5 persen yoy, setelah tumbuh sebesar 7,0 persen yoy pada bulan sebelumnya,” papar Erwin Haryono dalam InfoBank.
Ia menambahkan, likuiditas perekonomian berjalan melambat. Itu berarti terjadi penurunan kecepatan pada sektor uang beredar dalam arti luas.
“Perkembangan M2 terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 5,5 persen yoy dan uang kuasi sebesar 6 8,5 persen yoy (year-on-year),” lanjut Erwin Haryono dalam keterangan resminya.
Dalam keterangan terpisah, Gubernur BI Perry Warjiyo memprediksi bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh stabil di angka 4,7% sampai 5,5% pada tahun 2024 ini.
“Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tambah Perry Warjiyo dalam pemberitaan Kontan.