Berdasarkan indeks kesehatan laut (Ocean Health Index atau OHI), Indonesia berada di peringkat 181 dari 220 wilayah dengan laut tersehat untuk kurun waktu 2012-2022. Dengan indeks rata-rata OHI dunia adalah 69 (dari skala 100), Indonesia berada cukup jauh lebih rendah dengan nilai 63.
Pada tahun pertama asesmen OHI diinisiasi tahun 2012, Indonesia mendapat nilai yang sangat rendah yaitu 58. Skor ini kemudian merangkak naik kemudian memuncak menjadi 67 pada tahun 2018. Memasuki tahun 2019, skor OHI Indonesia kembali turun hingga tahun 2022 hanya sebesar 63.
Berdasarkan tren tahun ke tahun, indikator paling mendongkrak OHI Indonesia adalah bidang perikanan skala kecil / lokal, dengan nilai sekitar 92-93 (dari skala 100). Ini menunjukkan penerapan sektor perikanan skala kecil / lokal diterapkan dengan mematuhi regulasi dan menggunakan metode berkelanjutan.
Sementara itu, PR besar bagi Indonesia untuk membenahi ketersediaan laut sebagai sumber makanan. Indikator ini merupakan yang terendah bagi Indonesia, dengan nilai rata-rata selama 11 tahun 23,8 (dari skala 100). Artinya, Indonesia belum mampu memaksimalkan hasil tangkapan maupun budidaya perikanan secara berkelanjutan.
Sektor pariwisata laut Indonesia juga belum berhasil menjaga atraksi wisata sekaligus keamanan ekosistem lautnya itu sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan rerata nilai indikator pariwisata laut yang hanya sebesar 29.
Indonesia juga memiliki asesmen kesehatan laut secara mandiri yang merupakan adopsi dari OHI dengan penyesuaian. Asesmen tersebut yaitu Indeks Kesehatan Laut Indonesia (IKLI) yang dirilis oleh Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi. Akan tetapi, tidak ditemukan informasi mengenai keberlanjutan pengukuran IKLI tersebut sejak dirilis tahun 2020 lalu.
