Perkembangan teknologi yang kian maju mendorong minat dan kebutuhan manusia untuk melanjutkan eksplorasi ruang angkasa. Sejumlah negara sudah menghabiskan banyak dana di bidang ini. Dibangunnya Stasiun Internasional Luar Angkasa atau International Space Station (ISS) adalah bukti keseriusan manusia terhadap penelitian di luar bumi ini.
Menurut laporan Government Space Program dari Euroconsult, dana yang digelontorkan negara-negara Asia untuk aktivitas luar angkasa secara menyeluruh meningkat dua kali lipat sejak tahun 2000. Sebagian besar peningkatan itu berasal dari satu negara dominan, yaitu Cina. Bahkan, Cina memiliki stasiun luar angkasa sendiri yang diberi nama Tiangong Space Station.
Sepanjang 2023, Cina menghabiskan dana antariksa sebesar US$14 miliar. Meskipun kurang diterima oleh negara besar lainnya yang mengeksplorasi ruang angkasa, Cina terus bergerak maju. Bahkan pada 2021, Cina berhasil melakukan pendaratan di Mars dengan kendaraan robotnya, Zhu Rong Rover.
Jepang dan India yang berada di posisi dua dan tiga juga cukup serius di bidang ini dengan mengeluarkan banyak uang untuk perkembangannya. Jepang menghabiskan dana sebesar US$4,6 miliar untuk segala kebutuhan di bidang antariksa.
Sementara itu, India baru mulai menunjukkan taringnya pada 2023 setelah bergerak cukup lambat. Dengan perkembangan yang cepat, Indian Space Research Organization (ISRO) untuk pertama kalinya berhasil melakukan pendaratan pertamanya di dekat kutub selatan bulan. Data Euroconsult mengatakan India telah menghabiskan dana sebesar US$1,6 miliar dalam setahun.
Melepas landaskan sebuah roket adalah langkah yang sangat besar di bidang antariksa. Korea Selatan di posisi keempat berhasil melakukannya dengan roket Nuri pada 2022 setelah riset mendalam selama lebih dari 30 tahun.
Dengan kisaran anggaran US$50-US$100 juta, Taiwan, Indonesia, dan Singapura berada di posisi lima, enam, dan tujuh pada daftar ini. Pada 2023, dana sebesar US$95 juta dihabiskan Taiwan untuk perkembangan teknologi antariksa, termasuk satelit.
Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menghabiskan sebanyak US$92 juta untuk program antariksa dalam Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa. Berdasarkan APBN 2023, dana ini difungsikan untuk tiga hal utama, yaitu program riset, inovasi, dan ilmu pengetahuan; fungsi pendidikan, dan dukungan manajemen. Fungsi pendidikan mendapat dukungan dana terbanyak.
Di posisi ketujuh, Singapura menghabiskan dana sebesar US$66 juta untuk eksplorasi ruang angkasa. Singapura makin serius mengembangkan teknologi antariksa, terlihat dari 16 satelitnya yang dibuat oleh akademisi di Nanyang Technology University (NTU) dan National University of Singapore (NUS).
Pada 2022, Singapura juga bergabung dalam program Artemis, yaitu program pendaratan di bulan oleh NASA (The National Aeronautics and Space Administration).
Baca juga: 5 Negara dengan Anggaran Eksplorasi Ruang Angkasa Tertinggi 2022