Pemberantasan korupsi merupakan sebuah misi yang harus dijalankan oleh semua negara. Beberapa indikator diterapkan dalam mengusahakan pengurangan korupsi di seluruh dunia, salah satunya Indeks Persepsi Korupsi.
Dalam data yang dirilis oleh organisasi Transparency International, pada tahun 2022 skor rata-rata korupsi di berbagai negara berada di angka 43 dari 100. Di Asia Tenggara sendiri, hanya dua negara yang berada di atas nilai rata-rata tersebut.
Di ruang lingkup Asia Tenggara, peringkat pertama negara dengan indeks persepsi korupsi terbaik adalah Singapura dengan skor 83, turun 2,83 persen dibanding tahun lalu. Peringkat kedua diisi oleh Malaysia dengan skor 47, turun 2,08 persen dibanding tahun lalu.
Selain Singapura dan Malaysia, semua negara di Asia Tenggara memiliki skor persepsi korupsi di bawah rata-rata dunia. Hal ini bisa dilihat pada peringkat ketiga Asia Tenggara yaitu Timor Leste dengan skor 42. Namun, hal ini masih memberi harapan karena negara ini memiliki kenaikan skor sebesar 2,44 persen dibanding tahun lalu. Negara Asia Tenggara yang memiliki peningkatan skor terdapat juga di Vietnam yang berada di posisi keempat, dengan peningkatan sebesar 7,69 persen. Kemudian, peringkat kelima disusul oleh Thailand dengan skor 36 dengan peningkatan 2,86 persen.
Indonesia sendiri berada di posisi keenam dengan skor 34. Negara dengan penduduk terbesar di Asia Tenggara ini justru mengalami penurunan sebesar 10,53 persen. Setelah Indonesia, disusul masing-masing Filipina dengan skor 33, Laos dengan skor 31, Kamboja dengan skor 24, kemudian Myanmar sebagai posisi terbawah dengan skor 23.
Mengutip Tempo, mantan Ketua KPK Bambang Widjojanto menyayangkan turunnya angka persepsi korupsi di Indonesia. Menurutnya, KPK harus memiliki tanggung jawab dalam masalah penurunan skor ini. “KPK adalah salah satu yang harus bertanggungjawab,” tulisnya.
