Isu sampah semakin menjadi perhatian penting bagi banyak orang seiring dengan meningkatnya kesadaran akan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Berdasarkan survei GoodStats, sebanyak 67,6% responden yang peduli terhadap isu ini menyatakan kesiapannya untuk mengambil langkah nyata dengan mengelola sampah semampunya sebagai bentuk inisiatif pribadi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat mulai memahami pentingnya kontribusi individu dalam mengatasi permasalahan sampah.
Namun, hanya sebagian kecil responden yang memiliki rencana aksi lebih spesifik. Sebanyak 7% responden berniat menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), sebanyak 5,2% fokus pada pengurangan produksi sampah, dan 5% lainnya berencana mengedukasi orang lain tentang pengelolaan sampah yang bijak. Angka yang rendah tersebut menunjukkan masih minimnya pemahaman mendalam mengenai strategi pengelolaan sampah yang lebih terarah.
Hasil diskusi kelompok terfokus (FGD) juga mencatat bahwa lebih dari separuh peserta kurang memahami konsep 3R, sehingga tidak mengejutkan jika persentase penerapannya kecil. Padahal, prinsip 3R merupakan pilar utama dalam pengelolaan limbah berkelanjutan. Konsep ini tidak hanya membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), tetapi juga memaksimalkan pemanfaatan kembali sumber daya.
Kesenjangan ini mengindikasikan perlunya upaya edukasi yang lebih masif. Pemerintah, organisasi lingkungan, dan komunitas lokal dapat berperan aktif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengelolaan sampah. Kampanye informatif, pelatihan praktis, dan penyediaan panduan sederhana dapat menjadi langkah awal untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan konsep 3R.
Meskipun sebagian besar masyarakat baru memulai dari aksi sederhana, langkah ini merupakan fondasi penting dalam perjalanan menuju pengelolaan sampah yang lebih baik. Melalui edukasi yang berkelanjutan dan dukungan infrastruktur, aksi individu dapat berkembang menjadi gerakan kolektif yang memberikan dampak signifikan bagi lingkungan. Kesadaran yang tinggi ini menjadi modal berharga untuk mewujudkan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Sementara itu, survei GoodStats berjudul Perilaku Pengelolaan Sampah Masyarakat Indonesia di 2024 ini dilakukan pada 7-16 November 2024 dengan melibatkan 1.000 responden secara online. Survei kemudian diperkuat dengan focus group discussion (FGD) dengan perwakilan sampel.
Baca Juga: Orang Indonesia Masih Suka Buang Sampah Sembarangan, Apa Alasannya?