Berdasarkan publikasi “Statistik Migrasi Indonesia” yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, per 2022, lebih dari 27 juta penduduk Indonesia memiliki provinsi yang berbeda antara tempat lahir dengan tempat tinggal saat survei dilakukan. Mereka yang memiliki perbedaan tersebut diklasifikasikan sebagai migran seumur hidup.
Jika menilik persentase jumlah penduduk migran terhadap jumlah penduduk keseluruhannya (migran dan nonmigran), Kep. Riau menjadi provinsi dengan persentase penduduk migran berstatus seumur hidup terbanyak di antara provinsi lainnya*. Dengan penduduk migran sebanyak 866.993 jiwa, jumlah tersebut sekitar 39,77% dari penduduk Kepri seluruhnya. Mereka yang pindah Kep. Riau paling banyak berasal dari Sumatra Utara (214 ribu jiwa) dan Riau (114 ribu jiwa).
Provinsi berikutnya adalah Kalimantan Utara. Sekitar 32,22% dari penduduk Kaltara, atau sebanyak 234.509 jiwa, adalah penduduk migran seumur hidup.
Menariknya, persentase penduduk migran di DKI Jakarta dan Kalimantan Timur hanya berselisih sedikit. Dengan DKI Jakarta sekitar 31,18% (3.330.457 jiwa) dan Kaltim sekitar 30,99% (1.196.180 jiwa).
Riau dan Papua Barat menduduki peringkat 5 dan 6 sebagai provinsi dengan persentase penduduk migran tertinggi. Persentase penduduk migran masing-masing provinsi sebanyak 28,08% (1.857.227 jiwa) dan 25,66% (303.571 jiwa).
Berikutnya adalah Kalimantan Tengah, Banten, dan Jambi. Persentase keberadaan penduduk migran di ketiga provinsi tersebut sebanyak 20,5% (561.942 jiwa), 18,77% (2.300.294 jiwa), dan 18,17% (659.747 jiwa).
Menutup 10 besar, provinsi Bengkulu memiliki penduduk migran sebanyak 16,53%, setara 340.614 jiwa. Mereka yang sekarang tinggal di Bengkulu paling banyak berasal dari Jawa Tengah (75 ribu jiwa) dan Sumatra Selatan (74 ribu jiwa).
___
Catatan:
*Data sebelum provinsi Papua dan Papua Barat mekar.