Perbedaan Jumlah Peminat SMA dan SMK dalam 3 Tahun Terakhir

Dalam tiga tahun terakhir, jumlah siswa SMA masih lebih tinggi dibandingkan SMK.

Perbandingan Jumlah Siswa SMA dan SMK

Sumber: Kemendikburistek
GoodStats

Berdasarkan data yang tercatat dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), dalam tiga tahun terakhir antara tahun 2022 hingga 2024 terdapat perbedaan yang menarik mengenai pemilihan SMA dan SMK sebagai pendidikan tingkat menengah.

Pada semester genap tahun ajaran 2022/2023, jumlah siswa SMA yang tercatat pada Dapodik Kemendikbudristek mencapai 5.152.218 siswa sedangkan di SMK jumlah siswa lebih sedikit yakni 4.998.145 siswa. Selisih antara peminat SMA dan SMK adalah 154.073 siswa. Pada tahun ini, SMA masih mendominasi.

Sedangkan pada tahun ajaran 2023/2024 terdapat peningkatan jumlah siswa di SMA dan SMK. Pada tahun ajaran ini, jumlah siswa SMA meningkat menjadi 5.271.944 siswa mengalami kenaikan sebanyak 119.726 siswa. Disisi lain, siswa SMK juga mengalami peningkatan menjadi 4.982.768 siswa. Meskipun pada tahun ini SMK mengalami kenaikan jumlah siswa, jumlahnya belum dapat menggeser SMA sebagai sekolah dengan peminat terbanyak.

Dan pada tahun ajaran 2024/2025, fenomena peningkatan jumlah siswa masih berlanjut. Pada semester pertama di tahun ajaran 2024 ini tercatat sebesar 5.376.871 siswa yang mendaftarkan sekolah ke SMA. Dalam hal ini SMA mengalami kenaikan sebesar 104.927 siswa dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, yang tercatat sebagai siswa SMK sebanyak 5.050.471 siswa dengan kenaikan sebesar 67.703 siswa. 

Dari data yang dirangkum dalam tiga tahun terakhir, SMA selalu lebih unggul dari SMK. Hal ini berkaitan dengan preferensi siswa dan orang tua dalam memilih kurikulum pendidikan dan rencana pendidikan jangka panjang. Para lulusan SMK memang dicetak untuk dapat langsung bekerja di industri yang sesuai dengan jurusannya. Meski lebih rendah peminat, Kemendikbudristek berkomitmen untuk memastikan bahwa lulusan SMK tetap relevan di pasar kerja saat ini dan dapat menunjukkan kualitas terbaiknya.

“Kemendikbudristek ingin tetap melakukan banyak hal untuk memastikan para lulusan SMK maupun Politeknik sesuai dengan kebutuhan industri dan juga mendorong agar mereka menjadi entrepreneur yang mampu membuka lapangan pekerjaan," tutur Sekjen Kemendikbudristek, Suharti, mengutip laman resminya

Kemendikbudristek juga mendukung dan memberikan keleluasan terhadap sekolah agar kurikulum terus relevan dengan perkembangan industri.

“Pembukaan atau penutupan program studi atau program keahlian yang sudah jenuh dapat menyesuaikan kebutuhan di lapangan,” tambahnya.

Baca Juga: Lingkaran Ekonomi dan Pendidikan di Indonesia 

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook