Bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) semakin diminati masyarakat. Kesempatan ini dianggap sebagai solusi atas keterbatasan lapangan kerja dalam negeri. Pemerintah melalui Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) pun menargetkan peningkatan penempatan tenaga kerja ke luar negeri pada tahun 2025.
Wakil Menteri BP2MI Dzulfikar Ahmad Tawalla menyampaikan bahwa kuota lapangan kerja di luar negeri bagi warga negara Indonesia diupayakan terus bertambah.
"Adapun rencana program layanan penempatan PMI pada tahun 2025, kuota lapangan kerja di luar negeri untuk warga Negeri Indonesia, yang biasa kita kenal dengan istilah job order, diproyeksikan sebesar 1.630.365 orang," ujar Dzulfikar di kantor Kementerian P2MI, Selasa (31/12/2024).
Ada beberapa posisi yang diprediksi membutuhkan banyak pekerja migran untuk ditempatkan di luar negeri. Mengacu pada data BP2MI, terdapat 66.626 lowongan pekerjaan yang tersedia bagi pekerja migran pada Desember 2024.
Dari jumlah tersebut, caregiver menjadi posisi dengan permintaan tertinggi, mencakup 37,73% dari total lowongan yang tersedia. Posisi worker menyusul dengan proporsi 26,98%, sementara house maid memiliki pangsa sebesar 6,86%. Selain itu, domestic helper tercatat memiliki proporsi 4,07%, dan nursing home sebesar 3,44%. Sisa 20,92% dari total lowongan tersebar pada berbagai jabatan lainnya.
Data ini menunjukkan bahwa tenaga kerja di sektor perawatan dan pekerjaan rumah tangga masih menjadi yang paling dicari di berbagai negara tujuan Pekerja Migran Indonesia.
Profil PMI yang didominasi oleh low skilled worker atau pekerja yang tidak memiliki keterampilan khusus menjadi alasannya. Kondisi ini mencerminkan masih terbatasnya akses pelatihan dan peningkatan keterampilan bagi calon PMI sebelum bekerja di luar negeri.
Baca Juga: Mayoritas Pekerja Migran Non Prosedural Dapat Kerja Jalur Orang Dalam
