Asia memiliki potensi besar untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dengan banyak sungai besar yang melintasi benua ini. Menurut laporan International Hydropower Association (IHA), terdapat sejumlah proyek PLTA yang diharapkan akan dibangun di Asia dalam periode 2022-2037.
Proyek-proyek ini diharapkan dapat menambah kapasitas PLTA di Asia sebesar 114 GW, atau sekitar 36% dari total penambahan kapasitas PLTA di seluruh dunia dalam periode tersebut. Negara-negara di Asia yang diharapkan akan memimpin dalam pengembangan PLTA adalah Tiongkok, India, dan Indonesia.
Tiongkok diharapkan akan menambah kapasitas PLTA sebesar 63 GW pada periode tersebut, diikuti oleh India dengan penambahan sebesar 13 GW dan Indonesia dengan penambahan sebesar 10 GW. Selain itu, terdapat juga beberapa proyek besar lainnya di Asia yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan kapasitas PLTA di wilayah ini.
Salah satu proyek PLTA terbesar di Asia adalah proyek PLTA Sambor di Kamboja, yang diharapkan dapat menambah kapasitas sebesar 2,6 GW. Proyek ini akan menjadi PLTA terbesar di Kamboja dan diharapkan dapat menyediakan energi listrik bagi jutaan orang di negara ini.
Selain itu, terdapat juga beberapa proyek PLTA inovatif yang sedang dikembangkan di Asia, seperti PLTA apung dan PLTA di bawah air. Teknologi ini diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah dalam pengembangan PLTA di Asia, seperti keterbatasan lahan dan dampak lingkungan.
Namun, pengembangan PLTA di Asia juga masih menghadapi beberapa tantangan, seperti pengelolaan sumber daya air yang baik, dampak lingkungan, dan masalah sosial. Oleh karena itu, pengembangan PLTA harus dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek-aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi secara menyeluruh.