Karena prevalensi sepeda motor dan jarak perjalanan harian yang relatif pendek, Jakarta memiliki peluang yang menarik untuk beralih ke elektromobilitas. Jarak rata-rata antara rumah dan tempat kerja yang kurang dari 20 km bisa diatasi dengan kendaraan bermotor listrik berbaterai yang tersedia di pasar saat ini. Elektrifikasi armada sepeda motor di Jakarta dapat dilakukan dengan biaya tambahan yang terbatas, sehingga meningkatkan kualitas udara dan memberi manfaat kepada penduduk.
Sepeda motor listrik jauh lebih efisien dalam penggunaan energi dibandingkan dengan sepeda motor yang menggunakan bensin, sehingga dapat membantu mengurangi emisi CO2 dalam jangka pendek, meskipun sistem listrik Indonesia banyak menggunakan batubara. Namun, untuk memaksimalkan manfaat elektromobilitas, diperlukan dekarbonisasi pada generasi listrik.
Di sisi lain, kepemilikan sepeda motor dan kendaraan bermotor roda dua/tiga lainnya diperkirakan akan meningkat hampir 15% pada tahun 2030, tetapi mencapai puncaknya sebelum 2040 dan kemudian mulai menurun. Pada tahun 2060, total stok sepeda motor roda dua/tiga hanya akan meningkat sekitar 35% dari saat ini. Di sisi lain, kepemilikan mobil diperkirakan akan melonjak menjadi lebih dari 75 kendaraan per 1.000 orang pada tahun 2030 dan 180 mobil per 1.000 penduduk pada tahun 2060, meningkatkan total stok mobil penumpang lebih dari lima kali lipat.