Pertumbuhan ekonomi yang mengesankan di kawasan ASEAN selama dua dekade terakhir merupakan hasil dari berbagai faktor, termasuk aliran perdagangan dan investasi yang kuat, tren demografis yang menguntungkan, dan kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi kawasan juga didorong oleh pertumbuhan kelas menengah yang telah menciptakan pasar konsumen yang signifikan untuk barang dan jasa.
Namun, pandemi COVID-19 memiliki dampak signifikan pada ekonomi ASEAN pada tahun 2020. PDB kawasan menyusut sebesar 4,1% akibat dampak buruk pandemi terhadap perdagangan, pariwisata, dan investasi. Pandemi juga menyoroti kerentanan kawasan terhadap guncangan eksternal dan kebutuhan untuk diversifikasi ekonomi yang lebih besar.
Meskipun mengalami kemunduran, total PDB ASEAN pada tahun 2020 hampir lima kali lipat nilainya pada tahun 2000, dan PDB per kapita pada tahun 2020 jauh lebih tinggi dari nilainya pada tahun 2000 dan 2010. Pertumbuhan ekonomi kawasan juga memungkinkannya menjadi kontributor penting bagi ekonomi global, dengan pangsa PDB nominal dunia meningkat dari 2,5% pada tahun 2000 menjadi 3,5% pada tahun 2020.
Melihat ke depan, kawasan ASEAN menghadapi berbagai tantangan, termasuk perlunya mengatasi kesenjangan pendapatan, meningkatkan infrastruktur, dan mendorong pembangunan berkelanjutan. Namun, pertumbuhan ekonominya yang potensial menjadikannya tujuan investasi yang menarik dan pemain kritis dalam ekonomi global.