Menghimpun data Badan Pusat Statistik, Indonesia mengimpor 3 juta ton beras sepanjang tahun 2023. Nilai ini menjadi yang tertinggi sepanjang 5 tahun terakhir, bahkan meningkat 613,61% yoy (year on year) dibanding tahun 2022 yang sebesar 429.201 ton. "Selama 5 tahun terakhir, impor beras di tahun 2023 ini merupakan yang terbesar, yakni 3,06 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 613,61% dibandingkan 2022," ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers.
Impor terbesar Indonesia berasal dari Thailand, nilainya mencapai 1,38 juta ton, setara dengan 45,12% total beras impor. Urutan kedua dipegang oleh Vietnam dengan total 1,14 juta ton. Hal ini tidak mengherankan, mengingat Thailand dan Vietnam merupakan negara eksportir beras terbesar kedua dan ketiga di dunia.
Mirisnya, menurut USDA, Indonesia sebenarnya merupakan negara produsen beras terbesar keempat di dunia pada tahun 2023, dengan total produksi sebanyak 34,35 ton. China menempati urutan pertama dengan total produksi sebanyak 149 juta ton. Lantas, mengapa Indonesia masih terus impor beras?
Presiden Joko Widodo mengungkapkan jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah membuat Indonesia masih sulit untuk berhenti mengimpor beras. "Yang kita harapkan adalah kita ini ingin tidak impor beras lagi, tapi itu dalam prakteknya sangat sulit karena produksinya gak mencapai karena setiap tahun, bertambah yang harus diberi makan," ungkap Jokowi dalam acara Pembinaan Petani Jawa Tengah, Banyumas, Selasa, (2/1/2024), seperti dikutip CNBC.
Jokowi berharap bahwa akan ada surplus produksi beras yang bisa dijadikan cadangan strategis pemerintah, hingga diekspor ke negara yang membutuhkan.
