Pasca pandemi Covid-19, gelaran konser musik kembali mencuat di Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan yang membangkitkan semangat masyarakat. Tidak hanya sebagai hiburan, konser musik kini menjadi kebutuhan emosional dan sosial, terutama bagi anak muda, menjadi ruang berekspresi dan pertemuan dalam komunitas.
Ragam musisi telah mengadakan konser di Indonesia, mulai dari musisi internasional hingga K-Pop. Popularitas konser tidak hanya diukur dari banyaknya tiket yang habis terjual, namun juga dari frekuensi menonton konser.
Survei dari KedaiKOPI menunjukkan bahwa dari 912 responden yang tercatat pernah ikut konser, 57,7% mengaku menonton konser kurang dari tiga kali dalam setahun. Rendahnya frekuensi ini bisa didorong oleh hambatan finansial akibat tingginya harga tiket, kurangnya konser musisi favorit di Indonesia, hingga keterbatasan waktu. Sementara itu, 31,3% responden tercatat menonton tiga sampai enam konser per tahunnya, bahkan ada 6,8% responden yang menonton tujuh hingga sepuluh konser per tahun. Tingginya frekuensi ini menunjukkan masifnya antusiasme masyarakat terhadap gelaran konser musik di Indonesia.
Konser bukan hanya dijadikan ajang untuk bertemu musisi favorit, melainkan juga wadah untuk mengekspresikan diri dan merasakan musik secara lebih nyata, diiringi alunan musik yang tentu berbeda dari yang bisa didengarkan melalui kanal musik daring.
Meski begitu, terdapat 1,5% responden yang tercatat belum pernah menonton konser dalam setahun terakhir. Walau kecil, nilai tersebut menunjukkan bahwa menggemari musisi tidak selalu ditunjukkan dalam bentuk pergi ke konser. Mendengarkan di rumah juga jadi alternatif yang lebih murah dan praktis untuk menikmati musik.
KedaiKOPI melakukan survei terhadap 1.065 responden pada 27 Maret-4 April 2025, melalui metode computer assisted self interview (CASI).
Baca Juga: Ini Dia Genre Musik Favorit Gen Z
