Siapa yang Lebih Aktif Pakai Ponsel, Laki-laki atau Perempuan?

Menurut BPS pada Susenas Maret 2023, telepon seluler menjadi jenis gawai favorit mayoritas masyarakat RI untuk mengakses internet daripada gawai lainnya.

Perangkat Masyarakat Indonesia Untuk Mengakses Internet, Maret 2023

Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik)
GoodStats

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2023, ponsel pintar masih menjadi pilihan utama mayoritas warga RI untuk mengakses internet.

Laporan data tersebut salah satunya memuat tentang persentase penduduk berusia lima tahun ke atas yang memanfaatkan internet pada 3 bulan terakhir berdasarkan jenis media yang dipakai.

Pertama, mayoritas laki-laki di Indonesia yang memanfaatkan ponsel pintar untuk mengakses internet adalah 98,78%, sementara perempuan mencapai 98,80%. Selisih antar keduanya begitu tipis.

Berikutnya, mayoritas laki-laki yang menggunakan media laptop/tablet untuk mengakses internet yaitu sebanyak 9,59%. Sedangkan, perempuan lebih mendominasi penggunaan media ini, mencapai 10,47%. 

Lalu, banyaknya laki-laki yang menggunakan media komputer atau PC Desktop untuk mengakses internet berjumlah 2,53%, sementara perempuan hanya berjumlah 2,23%.

Terakhir, kategori media lainnya (Smart TV, Smart Watch, konsol game, dsb) yang dimanfaatkan untuk mengakses internet antara laki-laki dan perempuan di Indonesia meraih nilai yang sama yakni sebanyak 0,38% saja.

Penggunaan gawai (gadget) untuk mengakses internet sering menuai pro dan kontra bagi berbagai kalangan. Contohnya dalam bidang pendidikan, selama pandemi COVID-19 beberapa tahun yang lalu, internet mempermudah proses belajar mengajar jarak jauh menjadi lebih praktis dan efisien melalui gawai.

Namun hal tersebut dapat menjadi peluang untuk menciptakan inovasi baru di bidang pendidikan. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dekan Sekolah STEM Universitas Prasetiya Mulya Stevanus Wisnu Wijaya.

“Ada kekhawatiran, pada suatu saat nanti, kecerdasan buatan akan menggantikan peran guru atau dosen. Namun, kekhawatiran itu bisa disikapi secara positif. Kehadiran AI jangan dilihat sebagai sebuah ancaman, justru sebagai sebuah kesempatan untuk mendukung proses pendidikan,” ujarnya dalam acara Teachers Gathering 2023, mengutip Marketing.

Walaupun begitu, bermain gawai secara berlebihan juga bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental. Hal tersebut dapat mengganggu perkembangan anak, yang disampaikan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Subspesialis Anak dan Remaja dari RS Pondok Indah Jakarta Anggia Hapsari

“Dampaknya terhadap anak itu bisa depresi, anxiety (gelisah dan takut), tapi ada juga dampak yang lebih berat,” ungkapnya pada Jumat, 21 Juli 2023 dalam temu media secara daring, dilansir dari Medcom.

Anggia juga menyebut bahwa anak-anak usia sekolah rentan mengalami kecanduan jika menggunakan internet lebih dari empat jam sehari.

“Anak sulit mengendalikan dorongan dalam diri mereka untuk misalnya setop main game,” tambahnya.

Baca Juga: Memantau Keakraban Anak Indonesia dan Internet

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook