Berdasarkan The Sustainable Development Goals Report 2024 oleh United Nations (UN), Eropa dan Amerika Utara merupakan benua yang paling melindungi keanekaragaman hayati lautnya. Tercatat, sebanyak 60,6% area keanekaragaman hayati lautnya berada dalam area perlindungan atau kawasan konservasi, proporsi yang tertinggi dibandingkan benua lain.
Di urutan kedua benua yang paling melindungi keanekaragaman hayati lautnya adalah Australia dan Selandia Baru. Di sana, sebanyak 57,1% area keanekaragaman hayati lautnya terlindungi. Secara global, area konservasi perairan mencapai 45,5%.
Keanekaragaman hayati laut adalah kekayaan berdasarkan variasi makhluk hidup di ekosistem laut, mulai dari organisme berukuran kecil hingga spesies berukuran besar.
Keanekaragaman spesies laut membantu menjaga keseimbangan di dalam ekosistem laut. Baik predator maupun mangsa memiliki peran tertentu dalam rantai makanan. Kehilangan satu spesies dapat berdampak besar pada spesies lain dan ekosistem secara keseluruhan. Untuk itulah, setiap negara kini membangun kawasan konservasinya masing-masing guna melindungi spesies laut dari ancaman kepunahan.
Kawasan Konservasi Perairan (KKP) berperan penting dalam membantu memitigasi dan beradaptasi dengan krisis iklim, yang sangat mempengaruhi keberlangsungan spesies. Kawasan ini memberikan kesempatan bagi ekosistem yang telah rusak untuk pulih. Terumbu karang, mangrove, dan padang lamun dapat tumbuh kembali dengan adanya perlindungan.
Kawasan konservasi laut juga berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi berbagai spesies laut, termasuk yang terancam punah. Hal ini membantu menjaga ekosistem yang seimbang dan mencegah kepunahan keanekaragaman hayati.
Baca Juga: Kekayaan Laut Indonesia, Siapa Penikmatnya?