Digitalisasi telah menjadi arus utama dalam pembangunan masyarakat Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) yang digunakan untuk menilai perkembangan infrastruktur, keterampilan, dan pemberdayaan digital oleh masyarakat Indonesia.
"IMDI dirancang untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang tingkat literasi dan keterampilan digital masyarakat Indonesia. Ini sangat penting untuk memastikan kita mampu mencetak talenta digital yang kompeten dan siap bersaing di era transformasi digital global," tutur mantan Menkominfo Budi Arie Setiadi dalam peluncuran Hasil Pengukuran Indeks Masyarakat Digital Indonesia 2024, di Jakarta Selatan, Selasa (10/09/2024), mengutip laman resmi Kominfo.
Adapun IMDI di tahun 2022 tercatat sebesar 37,80. Peningkatan drastis terjadi pada tahun 2023, dengan indeks naik menjadi 43,18, menandakan adanya lonjakan penggunaan dan infrastruktur digital. Lonjakan tajam antara 2022 dan 2023 didorong oleh berbagai inisiatif pemerintah dan industri dalam membangun infrastruktur digital, literasi digital, dan sistem kerja baru.
Namun, di tahun 2024, indeks hanya sedikit naik menjadi 43,34, memperlihatkan adanya perlambatan pertumbuhan. Pertumbuhan yang melambat di 2024 mengindikasikan bahwa fase akselerasi telah mencapai batas tertentu, dan kini tantangan bergeser ke pemberdayaan dan pemanfaatan teknologi yang berkelanjutan.
Salah satu penyebab lambatnya pertumbuhan adalah karena adanya kesulitan dalam mempertahankan kualitas infrastruktur dan ekosistem yang telah dibangun. Salah satu pilar untuk mengukir IMDI yakni infrastruktur dan ekosistem digital mengalami peningkatan tajam dari 40,24 di 2022 menjadi 57,09 pada 2023, namun skor tersebut justru merosot ke 52,70 di tahun 2024.
Menurut Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo Fadhilah Mathar, tantangan utama dalam digitalisasi Indonesia mencakup infrastruktur yang belum merata dan kebutuhan yang mendesak akan talenta digital.
"Indonesia masih memerlukan tambahan sekitar 9 juta talenta digital untuk memenuhi kebutuhan industri dan pemerintahan," ungkap Fadhilah (29/9) dalam sebuah dialog bertajuk ‘Mengawal 10 Tahun Pembangunan Infrastruktur melalui laman indonesia.go.id.
Tidak hanya itu, pilar pemberdayaan juga tercatat menurun di 2024. Skornya meningkat dari 22,06 di 2022 menjadi 26,19 di 2023. Namun pada 2024, skor sedikit menurun ke 25,66.
Adanya penurunan ini diakibatkan oleh kesenjangan akses terhadap infrastruktur dan keterampilan digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta di antara kelompok sosial dan ekonomi yang berbeda, melalui publikasi Jurnal Community Empowerment.
Menariknya, 2 pilar lainnya menunjukkan tren positif di tahun 2024. Pilar keterampilan digital selama 2 tahun terakhir terus mengalami peningkatan yang konsisten tiap tahunnya. Adanya nilai peningkatan sebesar 8,90 dari tahun 2022 ke 2024.
Sementara itu pilar terakhir yakni pekerjaan mencatatkan kenaikan menjadi 38,09 di tahun 2024, mencerminkan dinamika dunia kerja yang terpengaruh oleh transformasi digital.
Baca Juga: 5 Provinsi dengan Indeks Masyarakat Digital Indonesia Tertinggi 2024