Tantangan Memboikot Produk yang Mendukung Agresi Israel ke Palestina

Memboikot produk Israel dan yang terafiliasi dengan negara ini memiliki tantangan tersendiri terlebih jika kita sudah terbiasa menggunakan produk tersebut..

Konflik antara Israel dan Palestina menimbulkan reaksi dari hampir seluruh negara di dunia, salah satunya adalah aksi boikot secara global. Aksi berhenti mengonsumsi atau menggunakan produk-produk Israel atau negara yang berafiliasi dengan Israel ini dilakukan masyarakat dari berbagai negara termasuk Indonesia sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.

Di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 yang berisi Hukum Dukungan bagi Palestina. Kepala Badan Penjaminan Produk Halal (BPJPH) mengatakan yang dilarang bukanlah produknya tetapi tindakan membelinya. Masyarakat diimbau untuk tidak membeli produk yang mendukung agresi Israel terhadap Palestina.

Namun, aksi boikot ini bukanlah hal yang mudah dilakukan. Terlebih, jika kita sudah merasa cocok dengan produk-produk tersebut sehingga cukup sulit untuk berhenti menggunakannya dan beralih ke produk lain.

Berdasarkan survei Jakpat pada 19-20 Februari 2024 terhadap 577 responden yang melakukan aksi boikot, terdapat beberapa tantangan yang dirasakan masyarakat Indonesia dalam memboikot produk-produk Israel atau yang berafiliasi dengan Israel.

Mayoritas responden mengaku tantangan paling sulit adalah berhenti menggunakan produk yang sudah biasa mereka pakai (67%). Produk yang biasa dipakai itu tentu sudah dirasa cocok bagi penggunanya.

Bahkan, tidak jarang produk-produk tersebut menjadi salah satu kebutuhan pokok sehingga untuk menggantinya dengan produk lain membuat seseorang merasa dilema karena belum tentu produk lain itu cocok dan memiliki kualitas sebaik produk yang biasa mereka pakai.

Sebanyak 44% responden juga kesulitan untuk melakukan aksi boikot karena terlanjur memilikinya. Dalam hal ini, masyarakat diperbolehkan untuk tetap menggunakan produk tersebut karena jika dibuang justru menjadi mubazir. Selain itu, produk itu juga dibeli sebelum konflik Israel dan Palestina pecah beberapa waktu lalu.

Meski memiliki tantangan yang cukup sulit, 72% responden melakukan aksi boikot ini untuk mendukung Palestina dan produk lokal. Sebanyak 75% responden juga berharap brand-brand yang diboikot pada akhirnya berhenti mendukung Israel.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

Dengan melakukan pendaftaran akun, saya menyetujui Aturan dan Kebijakan di GoodStats Data

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook