Biofuel dapat menjadi pengganti utama bahan bakar minyak, terutama di sektor transportasi. Potensi permintaan biofuel di masa depan sangat tidak pasti karena perkembangan pesat teknologi alternatif, terutama kendaraan listrik. Dalam skenario bisnis-as-usual, potensi permintaan biofuel dapat meningkat menjadi 190 MTOE pada tahun 2050 dari permintaan saat ini sebesar 8 MTOE.
Namun, jika penetrasi kendaraan listrik dan peralihan modal ke transportasi umum tinggi, potensi permintaan biofuel dapat berkurang menjadi hanya 93 MTOE pada tahun 2050. Sisa potensi permintaan biofuel hanya terdapat pada transportasi berat dan industri, karena permintaan pada kendaraan ringan menurun. Jika biofuel hanya digunakan untuk menggantikan impor bahan bakar, potensi permintaannya akan lebih rendah karena sudah ada rencana untuk memperluas kapasitas kilang minyak bumi menjadi 73 MTOE pada tahun 2026.
Pemerintah telah menetapkan beberapa target biofuel dalam beberapa tahun terakhir, dari target jangka panjang yang ditetapkan dalam RUEN, target jangka menengah dalam draft Strategi Energi Nasional dan rencana jalan biofuel oleh MEMR, hingga target jangka pendek yang ditetapkan dalam RPJMN. Target yang ditetapkan berbeda untuk setiap dokumen kebijakan. Target yang ditetapkan dalam dokumen terbaru, yaitu Grand Energy Strategy, adalah yang paling tidak agresif, seperti yang terlihat pada Tabel 1.
Target ini adalah strategi yang relatif aman karena sebagian besar hanya berfokus pada pengganti diesel biofuel, yang digunakan terutama dalam transportasi berat, industri, dan penggunaan khusus (konstruksi, pertanian, pertambangan). Sektor-sektor ini diharapkan masih memiliki pasar yang substansial hingga tahun 2050. Potensi permintaan avtur hijau juga besar, termasuk di pasar global, karena tidak ada alternatif karbon rendah yang cukup. Sementara itu, untuk pengganti bensin, permintaan global dan domestik dapat berhenti jika kendaraan listrik diadopsi secara luas. Oleh karena itu, perencanaan infrastruktur produksi untuk pengganti bensin perlu mempertimbangkan skenario permintaan rendah untuk meminimalkan potensi aset yang terjebak.