Hari Palang Merah Nasional diperingati setiap 17 September. Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi kemanusiaan bidang kesehatan dan sosial. Salah satu tugas PMI adalah mengelola kegiatan donor darah.
Mengingat kembali sejarah PMI di Indonesia, kalangan terpelajar di Indonesia menjadi pemula pengusung PMI. Melansir laman PMI id, Mohammad Hatta menjadi pelopor berdirinya PMI pada 17 September 1945.
Kegiatan awal PMI adalah membantu masyarakat Indonesia yang menjadi korban perang pasca kemerdekaan Indonesia dan mengembalikan tawanan perang sekutu dan Jepang.
Peran PMI pada kala itu membuatnya dilirik oleh Komite Internasional Palang Merah (ICRC). PMI pun diakui secara internasional pada 15 Juni 1950 sebagai bagian Palang Merah Internasional.
Kinerja PMI pun berujung pada pengakuan hukum dalam Keppres No. 25 tanggal 16 Januari 1950 dan dikuatkan dengan Keppres No. 246 tanggal 29 November 1963. Dalam peraturan itu, PMI diarahkan untuk memberikan bantuan pertama pada korban bencana alam dan korban perang.
Pada intinya, PMI aktif dalam kegiatan kemanusiaan di seluruh Indonesia, termasuk tanggap darurat bencana, pemberian bantuan medis, dan penyediaan supply darah bagi masyarakat yang membutuhkan.
Berdasarkan data terkini dari laman PMI, saat ini tersedia sebanyak 92.526 stok darah. Golongan darah yang persediaannya paling banyak adalah golongan darah O dengan 36.009 kantong.
Adapun syarat untuk melakukan donor darah adalah: sehat jasmani dan rohani, berusia 17-60 tahun, berat badan minimal 45 kg, tekanan darah normal 100/70–150/80 mmHg, dan jarak donor darah terakhir minimal 2 bulan.
Setelah mendonorkan darah, tubuh manusia akan menggantikan volume darah yang berkurang dalam waktu 48 jam setelah donor. Semua sel darah merah yang hilang akan benar-benar diganti dalam waktu 4-8 minggu dengan sel-sel darah merah yang baru.
Baca Juga: Kebiasaan Konsumsi Minuman Manis Picu Risiko Cuci Darah Anak-Anak, Peran Ortu Jadi Kunci!
