Laut menawarkan beragam keanekaragaman dan keindahan ekosistem yang menarik minat masyarakat untuk menjadikannya sebagai target destinasi liburan.
Hal ini bisa dilihat dari data di Sidako Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL). Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang - KK Pulau Gili Matra misalnya, selalu mendapatkan kunjungan wisata lebih dari 3.000 pengunjung di setiap tahunnya terhitung sejak tahun 2022.
Pasalnya, selain menyajikan pemandangan dan suasana alam yang indah, laut juga memiliki keberagaman flora dan fauna di dalamnya. Namun terkadang sebagian besar masyarakat lalai dan mengakibatkan kerusakan pada ekosistem laut. Salah satunya terhadap ekosistem terumbu karang.
Seperti yang disampaikan Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (RPL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dikutip dari Bisnis.com, sekitar 33,82% dari 569 spesies di 2,5 juta hektare luas terumbu karang mengalami kerusakan atau dalam kondisi yang kurang baik per Juli 2023.
Oleh karena itu, menurut data Sidako KKHL, dikutip Rabu (16/10), ada sebanyak 79 kawasan konservasi yang menjadikan terumbu karang sebagai target program konservasinya.
Program konservasi ini dilakukan agar kondisi target konservasi tersebut dapat lestari dan terjaga dengan baik, sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri KKP 31/2020 tentang Pengelolaan Kawasan Konservasi.
Tercatat, Kawasan Konservasi Perairan di Wilayah Liukang Tangaya, Sulawesi Selatan, menjadi kawasan konservasi terumbu karang terluas, mencapai 78.616,8 Ha.
Mangrove menempati posisi kedua yang menjadi target konservasi di 18 kawasan. Di mana, Kawasan Konservasi Perairan Nasional Laut Sawu dan Sekitarnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi yang terluas dengan 3.578 Ha.
Ketiga, ada lamun yang menjadi target konservasi di 17 kawasan. Konservasi lamun terbesar terdapat di Kawasan Konservasi Perairan Wilayah Liukang Tangaya, Sulawesi Selatan dengan luas wilayah 7.318,6 Ha.
Selain ketiga ekosistem ini, terdapat pula target konservasi lainnya seperti Paus Bungkuk di 2 kawasan. Lalu Paus Berparuh Bergigi Ginkgo, Paus Sperma Kerdil, Penyu Hijau, Lumba-Lumba Moncong Pendek dan Demersal, masing-masing menjadi target konservasi di 1 kawasan.
Baca Juga: Penetapan Kawasan Konservasi Indonesia, 127 di Antaranya Kategori Taman