Penurunan angka kemiskinan merupakan salah satu indikator penting dalam menilai keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Berdasarkan data yang tersedia, terdapat perubahan nilai kemiskinan di Indonesia dari tahun 2019 hingga 2023.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai kemiskinan sempat mengalami peningkatan dari tahun 2019 hingga 2021, dengan puncaknya di tahun 2021 sebesar 27,54 juta jiwa. Namun, setelah itu terjadi penurunan bertahap hingga mencapai 25,9 juta jiwa pada tahun 2023.
Penurunan angka kemiskinan pada tahun 2023 sejalan dengan beberapa faktor ekonomi yang saling terkait. Aktivitas perekonomian yang terus menguat, menurunnya tingkat pengangguran, dan terkendalinya inflasi merupakan beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan kemiskinan ini.
Selain itu, pemerintah juga memberikan berbagai bantuan sosial yang membantu meringankan beban masyarakat miskin.
Pemerintah telah meluncurkan berbagai program bantuan sosial untuk mendukung rumah tangga miskin dan rentan. Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako merupakan bantuan sosial reguler yang telah berjalan, sementara bantuan tambahan berupa pangan beras juga diberikan untuk menjaga akses pangan dan stabilitas harga. Langkah-langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa rumah tangga miskin tetap memiliki akses terhadap kebutuhan dasar mereka.
Lebih lanjut, pemerintah menyebutkan akan tetap berkomitmen untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, dan menjaga inflasi tetap stabil.
Tujuannya adalah untuk menurunkan angka kemiskinan ke tingkat sebelum pandemi dengan lebih cepat. Dengan target tingkat kemiskinan mencapai angka 6,5–7,5% pada tahun 2024, pemerintah mencetuskan berbagai kebijakan dan program yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: Inilah 10 Provinsi Dengan Tingkat Kemiskinan Tertinggi