Tren Kemiskinan Indonesia Menurun, Apakah Ketimpangan Juga Menurun?

Data BPS tahun 2015-2024 menunjukkan tren penurunan pada tingkat kemiskinan dan gini ratio di Indonesia.

Persentase Penduduk Miskin dan Gini Ratio Indonesia 2015-2024

Sumber: BPS (Badan Pusat Statsitik)
GoodStats

Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data terbaru mengenai tingkat kemiskinan dan gini ratio di Indonesia tahun 2024. Temuan ini memberikan sinyal penting terkait dampak kebijakan pemerintah dalam pengentasan kemiskinan serta pemerataan pendapatan di masyarakat.

Tingkat kemiskinan yang dirilis oleh BPS didefinisikan sebagai proporsi penduduk yang pengeluaran per kapitanya berada di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan ini mencerminkan nilai pengeluaran minimum per kapita yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, sandang, dan papan.

Sementara itu, gini ratio adalah ukuran statistik yang mengindikasikan tingkat ketimpangan distribusi pendapatan dalam suatu masyarakat. Semakin mendekati nilai 1, tingkat ketimpangan pendapatan semakin tinggi, yang berarti sebagian besar pendapatan hanya dinikmati oleh segelintir orang. Sebaliknya, semakin mendekati 0, distribusi pendapatan semakin merata.

Grafik di atas menyajikan gambaran menarik mengenai dinamika tingkat kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia selama periode 2015 hingga 2024. Kedua indikator ini menunjukkan tren yang saling terkait, memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Secara umum, grafik memperlihatkan penurunan yang signifikan pada tingkat kemiskinan, dari 11,22% pada tahun 2015 menjadi 9,03% pada tahun 2024. Penurunan paling tajam terjadi antara tahun 2017 dan 2018, di mana tingkat kemiskinan turun sebesar 0,82%. Setelah itu, penurunan terus berlanjut, meskipun dengan laju yang lebih moderat.

Sementara itu, gini ratio, yang mencerminkan tingkat ketimpangan distribusi pendapatan, juga menunjukkan tren penurunan. Pada tahun 2015, gini ratio tercatat sebesar 0,410, kemudian turun menjadi 0,379 pada tahun 2024.

Analisis lebih lanjut menunjukkan adanya korelasi antara penurunan tingkat kemiskinan dan penurunan gini ratio. Hal ini mengindikasikan bahwa berkurangnya jumlah penduduk miskin cenderung diikuti oleh distribusi pendapatan yang lebih merata. Dengan kata lain, upaya pengentasan kemiskinan selama periode tersebut tidak hanya berhasil mengurangi persentase penduduk miskin, tetapi juga berkontribusi pada pemerataan pendapatan.

Korelasi positif antara penurunan kemiskinan dan ketimpangan ini memiliki implikasi signifikan bagi kebijakan pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa pengurangan kemiskinan dapat menjadi instrumen yang efektif untuk menurunkan ketimpangan.

Namun demikian, penting untuk diingat bahwa korelasi tidak selalu berarti kausalitas. Faktor lain, seperti pertumbuhan ekonomi, kebijakan upah, dan perubahan struktur ekonomi, juga dapat memengaruhi kedua variabel tersebut.

Baca Juga: Gini Ratio Maret 2024 Turun, Indikasi Perbaikan Ketimpangan Ekonomi di Indonesia

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook