Gejala gangguan kesehatan mental adalah tanda-tanda atau perubahan perilaku, emosi, dan pikiran yang dapat menjadi indikasi adanya masalah atau gangguan kesehatan mental pada seseorang. Gejala-gejala tersebut dapat bervariasi tergantung pada jenis gangguan kesehatan mental yang dialami dan tingkat keparahan gejala tersebut.
Mood swing atau perubahan suasana hati yang signifikan menjadi gejala terbanyak yang dialami sekitar 57% dari lebih seribu responden dalam survei yang dilakukan Populix, di akhir 2022.
Gejala gangguan kesehatan mental yang kedua adalah kualitas tidur dan nafsu makan yang berubah, sebanyak 56% responden mengalaminya dalam enam bulan terakhir.
Kemudian, severe fatigue atau kelelahan yang sangat parah juga dialami sebanyak 42% responden. Gejala kelelahan ini dapat mencakup rasa lelah yang berkelanjutan atau terus-menerus, kurangnya energi, dan kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik maupun mental.
Gejala selanjutnya yang dialami 40% responden adalah excessive of fear and anxiety atau ketakutan dan kecemasan yang berlebihan, di mana seseorang mengalami rasa takut/cemas yang tidak wajar, bahkan dalam situasi yang sebenarnya tidak berbahaya atau tidak menimbulkan ancaman nyata.
Lalu, gejala seperti merasa bingung, pelupa, marah, mudah tersinggung, dan lain-lain juga dirasakan oleh 37% responden dalam enam bulan terakhir. Sebanyak 35% orang juga kehilangan kemampuannya untuk berkonsentrasi.
Social intercation withdrawal juga gejala terganggunya kesehatan mental bagi 30% responden. Dengan gejala ini, seseorang cenderung menghindari atau menarik diri dari situasi sosial atau aktivitas yang melibatkan interaksi dengan orang lain.
Ketidakmampuan untuk mengelola stres atau mengatasi masalah dari hari ke hari juga menjadi gejala yang banyak dialami, dan sebanyak 26% responden mengalami gejala tersebut.
Sebanyak 13% responden juga mengalami experiencing unexplainable pain yang artinya mengalami rasa sakit yang tidak dapat dijelaskan atau dihubungkan dengan penyebab yang jelas atau kondisi medis tertentu. Gejala ini sering kali dianggap sebagai gejala psikosomatis atau gejala fisik yang disebabkan oleh faktor psikologis atau emosional.
Kemarahan yang berlebihan dan cenderung untuk melakukan kekerasan juga menjadi gejala gangguan kesehatan mental yang dialami 10% responden dalam enam bulan terakhir.