SETARA Institute kembali merilis laporan Indeks Kota Toleransi (IKT) yang berisikan data sirvei terhadap 94 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Hasilnya, Kota Singkawang ditetapkan sebagai kota dengan skor toleransi tertinggi di Indonesia. Kota di Kalimantan Barat tersebut memperoleh skor sebesar 6,5.
Ini bukan pertama kalinya Singkawang terpilih sebagai kota paling toleran di Indonesia. Sejak tahun 2021, Singkawang tak pernah absen mendapat peringkat pertama dalam indeks toleransi ini.
Posisi kedua diduduki oleh Bekasi dengan skor 6,46. Sementara itu, Kota Salatiga berada di urutan ketiga dengan skor sebesar 6,45.
SETARA Institute melakukan pengukuran terhadap indeks toleransi suatu kota/kabupaten berdasarkan 4 variabel dengan 8 indikator utama sebagai alat ukur. Variabel pertama adalah regulasi pemerintah kota, yang diukur melalui indikator rencana pembangunan (RPJMD) dan produk hukum pendukung lainnya, serta ada tidaknya kebijakan yang sifatnya diskriminatif.
Variabel kedua adalah regulasi sosial, yang diukur melalui indikator peristiwa intoleransi dan dinamika masyarakat sipil terkait isu toleransi.
Variabel ketiga adalah tindakan pemerintah, yang diukur melalui indikator pernyataan pejabat kunci mengenai isu toleransi dan tindakan nyata menyikapi isu toleransi tersebut.
Terakhir, variabel keempat adalah demografi sosio-keagamaan, yang diukur berdasarkan heterogenitas keagamaan penduduk dan inklusi sosial keagamaan. Setiap variabel diberi nilai 1-7. Semakin tinggi skornya, maka semakin baik toleransi di kota/kabupaten tersebut.
Ketua Badan Pengurus SETARA Institute, Ismail Hasani, mengungkapkan bahwa toleransi adalah salah satu bentuk keamanan nasional. Untuk itu, semakin tinggi intoleransi di suatu daerah, semakin tinggi juga ancaman terhadap keamanan di sana. "Maka dia, kalau toleransinya tidak bagus, maka ancaman keamanan akan meningkat," ujar Ismail, seperti dikutip Detik.
Untuk itu, ia turut mendesak pemerintah provinsi untuk turut mendukung dan meningkatkan toleransi di seluruh daerah di Indonesia. "Kita juga mendesak pemerintah di tingkat provinsi, maka obsesi kita untuk mencapai Indonesia yang lebih toleran di masa kini dan yang akan datang semakin cepat," lanjutnya.