Data dari U.S. Department of Agriculture (USDA) menyebutkan bahwa produksi gula mentah mencapai 180,75 juta metrik ton per periode 2024/2025, turun 5,9 juta metrik ton dibanding periode sebelumnya. Brasil masih jadi pemain utama, memproduksi sekitar 43,7 juta metrik ton gula pada periode tersebut, naik 700 ribu ton dibanding periode lalu.
Di posisi kedua ada India yang memproduksi 28 juta metrik ton gula, diikuti negara-negara di Uni Eropa dengan produksi mencapai 16.49 juta metrik ton.
Produksi gula Indonesia sendiri belum bisa masuk ke 10 besar secara global. Dengan produksi sebesar 2,4 juta metrik ton, Indonesia bertengger di urutan ke-14 global. Produksi gula Indonesia diproyeksi bakal naik 200 ribu ton akibat dorongan hasil panen yang lebih tinggi.
Konsumsi gula di Indonesia diproyeksi mencapai 7,7 juta metrik ton pada 2026. Pada periode 2024/2025, konsumsinya sudah mencapai 7,6 juta metrik ton. Indonesia pun masih harus mengimpor gula. Pada 2024/2025, Indonesia menjadi negara pengimpor gula terbesar di dunia, dengan volume mencapai 5,2 juta metrik ton. Indonesia berada di urutan pertama bersama China. Tahun depan, volume impor gula Indonesia diprediksi turun menjadi 5,1 juta metrik ton, didorong naiknya produksi dalam negeri.
Sementara itu, volume impor gula global mencapai 56,6 juta metrik ton dan volume ekspor global sebesar 68 juta metrik ton.
Persediaan gula global turun 7,1 juta metrik ton menjadi hanya 38,3 juta metrik ton. Penurunan terbesar tercatat pada India yang turun 7,9 juta metrik ton dan Pakistan yang turun 1,7 juta metrik ton akibat penurunan produksi.
Baca Juga: Waspada! Konsumsi Gula Berlebih Menyebabkan Penuaan dari Dalam Tubuh
