Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini sering kali menyebabkan demam tinggi, nyeri sendi, ruam, dan dalam kasus yang parah, dapat mengakibatkan perdarahan internal yang berpotensi fatal.
Di Indonesia, DBD menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius, terutama di daerah-daerah dengan kondisi iklim dan lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk. Salah satu provinsi yang memiliki prevalensi DBD yang tinggi adalah Papua Tengah.
Papua Tengah menempati posisi pertama dengan prevalensi DBD sebesar 3,90%. Provinsi ini juga memiliki rentang prevalensi yang cukup lebar, yaitu 2,56% hingga 5,90%, dengan jumlah kasus mencapai 4.577 di 2023.
Lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, seperti keberadaan genangan air, sampah, dan vegetasi yang lebat, serta kondisi iklim yang sesuai, menjadi salah satu penyebab tingginya kasus DBD di Papua Tengah.
Selain itu, keterbatasan akses ke layanan kesehatan yang memadai, baik dalam hal fasilitas, tenaga medis, maupun informasi, memperburuk situasi dan menyulitkan upaya pencegahan serta penanganan penyakit ini.
Menyusul Papua Tengah, DKI Jakarta menduduki posisi kedua dengan prevalensi kasus DBD tertinggi. Hal ini disebabkan oleh kepadatan penduduk yang tinggi yang mendukung penyebaran virus dengue, karena nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus ini dapat dengan mudah berpindah dari satu individu ke individu lainnya dalam jarak yang dekat.
Urbanisasi yang pesat dan tingginya mobilitas penduduk di Jakarta juga memperburuk situasi. Banyaknya pendatang dan pergerakan manusia yang intens meningkatkan risiko penyebaran virus, baik di dalam kota maupun antar wilayah.