Sepanjang tahun 2023 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume produksi teh di Indonesia mencapai 122,7 ribu ton, turun 1,6% (year-on-year/yoy) dibandingkan periode sebelumnya. Indonesia juga masih aktif menjadi eksportir teh ke beberapa negara seperti Malaysia dan Tiongkok.
Nyatanya, tidak hanya dalam produksi teh, Indonesia juga merajai pasar minuman teh di Asia Tenggara. Pada tahun 2023, Momentum Works mengungkapkan bahwa nilai pasar minuman teh di Indonesia ditafsir mencapai US$2,28 miliar. Total nilai pasar minuman teh di seluruh Asia Tenggara adalah sebesar US$4,86 miliar, yang artinya nilai pasar minuman teh di Indonesia mendominasi nyaris separuh dari nilai pasar minuman teh di Asia Tenggara.
Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak sulit menemukan merk minuman teh di Indonesia, seperti Chatime, Xiboba, bahkan Mixue. Urutan kedua dipegang oleh Thailand dengan nilai pasar minuman teh mencapai US$952 juta. Vietnam berada di posisi ketiga dengan nilai pasar sebesar US$483 juta, disusul Malaysia dengan US$418 juta.
Lebih lanjut, ekspansi Mixue di Asia Tenggara juga menjadi sorotan. Brand tersebut menjadikan wilayah Asia Tenggara sebagai fokus utama dalam misi ekspansi globalnya. Untuk itu, tidak heran kalau jumlah gerai Mixue telah melebihi 36 ribu gerai secara global di tahun 2023. Jumlah ini bahkan mengalahkan brand terkemuka lain seperti KFC.