7 Negara ASEAN dengan Risiko Banjir Tertinggi 2025, Ada Indonesia?

Indonesia menduduki bangku ke-3 dalam daftar negara dengan risiko banjir tertinggi se-ASEAN pada tahun 2025, dengan skor indeks 47,82.

7 Negara ASEAN dengan Risiko Bencana Banjir Tertinggi

(Tahun 2025)
Ukuran Fon:

Berdasarkan laporan World Risk Index 2025 yang dirilis oleh Institute for International Law of Peace and Armed Conflict (IFHV) dari Ruhr-University Bochum, Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara dengan risiko bencana banjir tertinggi se-Asia Tenggara dengan skor indeks sebesar 47,82 dalam rentang 0-100.

Sejalan dengan kondisi di lapangan, banjir merupakan jenis bencana yang paling sering terjadi di Indonesia dibandingkan bencana lainnya. Per 7 Desember 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mencatat terjadinya 1.511 banjir di Indonesia sepanjang 2025.

Total kejadian seluruh jenis bencana yang telah terjadi di Indonesia telah menyentuh 3.012 peristiwa. Artinya, separuh dari angka tesebut berupa bencana banjir.

Baca Juga: Update Korban Banjir Sumatra 10 Desember 2025, Sudah Tembus 6 Ribu Jiwa

Data tersebut diperkuat pula oleh rangkaian banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra pada akhir November 2025, menggambarkan tingginya paparan banjir di Indonesia masih menjadi tantangan utama tanah air. Akibat bencana ini, BNPB mengungkapkan sebanyak 940 korban jiwa meninggal, dengan 276 orang belum ditemukan dan 5 ribu lainnya terluka.

Puncak teratas dalam daftar negara Asia Tenggara dengan risiko banjir tertinggi diisi oleh Myanmar dengan skor indeks mencapai 63,37, menjadikannya sebagai negara paling rentan terhadap bencana banjir di kawasan ini, disusul oleh Filipina dengan angka 50,05.

Setelah Indonesia, Vietnam berada di posisi keempat dengan skor 46,17. Thailand melengkapi deretan lima besar negara dengan tingkat risiko banjir tertinggi di kawasan Asia Tenggara dengan indeks 43,32.

Bangku keenam diisi oleh Kamboja yang mencatatkan skor 35,4. Adapun Malaysia menutup pemeringkatan dengan indeks sebesar 31,66.

Perhitungan nilai indeks risiko bencana banjir ini dilakukan dengan mengukur indeks paparan banjir serta kerentanan. Indeks paparan digunakan untuk menggambarkan sejauh mana populasi terpapar dan terbebani bencana banjir, termasuk paparan banjir dari wilayah pesisir dan sungai.

Sementara itu, indeks kerentanan terdiri dari tiga dimensi, yaitu mencakup kerentanan dasar yang berarti kondisi sosial, ekonomi, maupun infrastruktur yang menyebabkan suatu daerah mengalami kerusakan akibat banjir, kapasitas penanggulangan berupa kemampuan jangka pendek masyarakat dalam merespons banjir, serta kapasitas adaptasi yang menggambarkan sejauh mana masyarakat mampu beradaptasi dengan ancaman banjir di masa depan.

Baca Juga: BNPB: 70% Bencana Alam 2025 Didominasi Banjir & Cuaca Ekstrem

Sumber:

https://weltrisikobericht.de/worldriskreport/

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook