Bagaimana Anak Muda ASEAN Memandang Komunitas LGBT?

Thailand, Filipina, Vietnam, dan Singapura cenderung protektif, sementara Malaysia dan Indonesia cenderung menentang.

Pandangan Anak Muda ASEAN terhadap Perlindungan Hak Komunitas LGBT Oleh Pemerintah

(Tahun 2024)
Ukuran Fon:

Pada bulan Juni lalu, komunitas LGBTQ+ merayakan pride month. Tidak hanya sebagai sebuah perayaan, pride month adalah sebuah simbol perjuangan komunitas LGBTQ+ untuk mendapatkan kesetaraan hak di kalangan masyarakat. LGBTQ+ sendiri merupakan singkatan dari Lesbian, Queer, Bisexual, Transgender, and Queer, dan simbol + digunakan untuk menggambarkan identitas gender lainnya. Di beberapa negara perayaan pride month bahkan menjadi sebuah perayaan nasional, terutama di banyak negara barat.

Di kawasan Asia, terutama Asia Tenggara, pandangan terhadap komunitas LGBTQ+ cenderung negatif, mayoritas negara ASEAN belum mengakui komunitas LGBTQ+, baik secara legal maupun sosial. Hanya Thailand yang paling suportif terhadap komunitas LGBTQ+.

Menurut survei yang dirilis oleh Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS-Yusof Ishak Institute) bertajuk Youth and Civic Engagement in Southeast Asia: A Survey of Undergraduates in Six Countries, di antara enam negara ASEAN yang berpartisipasi dalam survei tersebut, responden dari Thailand jadi yang paling setuju jika hak-hak komunitas LGBTQ+ dilindungi oleh negara. Berdasarkan survei tersebut 69,7% anak muda Thailand setuju agar negara melindungi hak-hak LGBTQ+.

Filipina dan Vietnam juga jadi negara yang cukup setuju dengan perlindungan hak-hak LGBTQ+ oleh negara, untuk Filipina sebanyak 57,1% responden setuju, kemudian sebanyak 53,6% responden dari Vietnam setuju. Singapura cenderung lebih netral dalam menyikapi hak-hak komunitas LGBTQ+, hanya 49,6% yang setuju perlindungan hak LGBTQ+, sementara 25,6% responden memilih netral menanggapi isu tersebut (jawaban netral dari responden Singapura tertinggi di antara keenam negara).

Indonesia dan Malaysia jadi yang paling menentang perlindungan hak-hak LGBTQ+ oleh negara. Sebanyak 70,7% responden Malaysia dan 77,9% responden Indonesia menentang perlindungan hak-hak LGBTQ+ oleh pemerintah.

Survei tersebut menargetkan mahasiswa sarjana/setara di rentang umur 18 hingga 24 tahun dari enam negara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam) dengan minimal responden masing-masing negara sebanyak 500 orang. ISEAS berhasil mengumpulkan 3.081 responden dari keenam negara tersebut, 529 dari Indonesia, 506 dari Malaysia, 506 dari Filipina, 504 dari Singapura, 501 dari Thailand, dan 535 dari Vietnam. Survei dilaksanakan pada Agustus hingga Oktober 2024.

Baca Juga: Indonesia Tempati Posisi Ke-4 dalam Indeks Kebebasan Manusia ASEAN

Sumber:

https://www.iseas.edu.sg/articles-commentaries/trends-in-southeast-asia/youth-and-civic-engagement-in-southeast-asia-a-survey-of-undergraduates-in-six-countries-by-norshahril-saat/

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook