Perkembangan gaya hidup modern membuat pola pengeluaran semakin berubah. Gaya hidup konsumtif membuat konsumsi masyarakat tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok, melainkan juga meluas ke kebutuhan sekunder seperti rekreasi dan hiburan.
Survei Kedai Kopi mengungkapkan pengeluaran responden kelas menengah untuk memenuhi gaya hidup saat ini cenderung tinggi. Menurut survei, 46% responden tercatat menghabiskan Rp500 ribu hingga Rp1,5 juta per bulan untuk pengeluaran gaya hidup mulai dari belanja fashion, makan/kumpul di luar, rekreasi, wisata, hingga layanan streaming dan internet. Tingginya pengeluaran ini mencerminkan integrasi pemenuhan gaya hidup yang tak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Gaya hidup semakin dianggap sebagai kebutuhan yang tak bisa dilewatkan.
Di sisi lain, 23,9% responden tercatat menghabiskan kurang dari Rp500 ribu per bulan untuk memenuhi gaya hidup di luar kebutuhan pokok, 23,3% menghabiskan Rp1,5 juta hingga Rp3 juta, dan sisanya bahkan menghabiskan lebih dari Rp3 juta per bulan.
Di tengah gempuran melemahnya daya beli masyarakat Indonesia, besarnya pengeluaran responden kalangan menengah untuk memenuhi gaya hidup mencerminkan ketimpangan di kelas menengah itu sendiri.
Menariknya, sekitar 4% responden mengaku lebih memprioritaskan pengeluaran untuk gaya hidup ketimbang kebutuhan pokok. Meski angkanya jauh lebih kecil dari yang mengutamakan kebutuhan pokok (63%) dan menyeimbangkan keduanya (33%), data ini menjadi alarm bagi masyarakat untuk lebih bisa mengatur pengeluaran dan memanajemen keuangan. Di tengah kesulitan ekonomi dan melemahnya daya beli, prioritas atas pengeluaran untuk gaya hidup menunjukkan bahwa masyarakat menginginkan pengalaman hidup yang lebih nyaman dan bermakna.
Baca Juga: Penduduk Kelas Menengah Indonesia Turun Kelas
Sumber:
https://kedaikopi.co/flipbook/survei-perilaku-konsumsi-daya-beli-masyarakat-kelas-menengah/
