Kebiasaan membaca masih jadi PR tersendiri di Indonesia. Berdasarkan survei terbaru oleh GoodStats dengan tajuk Survei Preferensi Membaca Buku di Era Digital Tahun 2025, hanya 1 dari 5 responden yang rutin membaca buku setiap hari. Penelitian ini dilakukan secara online pada 20 Januari hingga 10 Februari 2025, dengan melibatkan 1.000 responden dari seluruh Indonesia.
Dalam kategori genre, buku bertema pengembangan diri menduduki posisi pertama dan menjadi yang paling diminati dengan angka sebesar 65%. Kemudian, buku nonfiksi termasuk sejarah dan biografi, berada di posisi kedua dengan perolehan 60,1% suara.
Sementara itu, genre pendidikan dan akademik juga memiliki banyak peminat, dengan 57,4% responden menyatakan ketertarikannya pada jenis buku ini. Tiga genre utama ini mencerminkan banyaknya publik Indonesia yang membaca untuk kebutuhan akademik dan memperluas wawasan.
Lebih lanjut, genre fiksi yang selalu memiliki tempat di hati pembaca hanya meraih 50,6% suara, lebih rendah dibandingkan nonfiksi dan akademik. Hal ini bisa mengindikasikan kecenderungan preferensi masyarakat terhadap bacaan yang lebih edukatif.
Di sisi lain, buku anak-anak menjadi genre yang paling sedikit diminati, skalanya hanya mencapai 7,1% responden. Terakhir, sebanyak 8,9% responden memilih kategori genre lainnya.
Dari data ini, ke depannya penerbit dan penulis dapat mempertimbangkan untuk menghadirkan lebih banyak buku yang sesuai dengan kebutuhan dan minat pembaca di era digital.
Dengan meningkatnya akses terhadap buku digital dan berbagai sumber belajar online, pola konsumsi literasi pun ikut berubah. Tren ini juga menunjukkan bahwa masyarakat kini lebih banyak mencari bacaan yang dapat meningkatkan keterampilan, wawasan, dan pengembangan diri mereka.
Baca Juga: Survei GoodStats: Masih Gemarkah Publik Indonesia Baca Buku di Era Digital?
