Pemerintah terus mendorong pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sesuai amanat UU Nomor 39 Tahun 2009. Upaya ini bertujuan agar KEK menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, menarik investasi besar, meningkatkan daya saing Indonesia dalam kancah industri global, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, dan membuka lapangan pekerjaan seluas mungkin.
"Kebijakan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dimulai sejak 2009 dan dalam satu dekade terakhir telah mengalami transformasi besar dalam pelaksanaannya. Pengembangan KEK merupakan bagian dari strategi nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan wilayah, dan menciptakan lapangan kerja baru," ungkap Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Dewan Nasional KEK dalam Laporan Perkembangan KEK Tahun 2024.
"Melihat keberhasilan pengembangan KEK, Presiden Prabowo Subianto melanjutkan berbagai upaya yang sudah dilakukan dan menekankan peran penting KEK sebagai salah satu andalan pemerintah dalam mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi 8%. KEK harus didorong untuk mendatangkan investasi sebanyak banyaknya, agar dapat memberikan dampak seluas-luasnya bagi masyarakat," lanjutnya.
Pernyataan itu terbukti bahwa capaian serapan tenaga kerja dalam KEK 5 tahun terakhir yang terus meningkat, 11.538 orang pada 2020, turun tipis menjadi 10.141 orang pada tahun berikutnya, namun kemudian meningkat jadi 27.526 orang pada 2022, 57.005 orang pada 2023, dan turun tipis menjadi 47.747 orang pada 2024.
Adanya tenaga kerja yang tersebar di 24 kawasan KEK yang beroperasi saat ini turut mendukung tercapainya target KEK, yakni meningkatkan ekspor dan substitusi impor, mempercepat terwujudnya industri 4.0, pengembangan wilayah yang belum berkembang, mempercepat pengembangan sektor jasa/ tersier, serta memperbaiki neraca perdagangan.
Baca Juga: Realisasi Investasi KEK 5 Tahun Terakhir, Tembus Rp90 Triliun pada 2024!
Sumber:
https://kek.go.id/id/service/report
