Pada 6 Januari 2025, Kementerian Luar Negeri Brasil merilis press release yang menyatakan bahwa Indonesia telah resmi diterima menjadi anggota ke-10 BRICS. Dalam press release tersebut, pemerintah Brasil menyambut baik permohonan keanggotaan yang telah diajukan oleh Indonesia. Pemerintah Brasil juga berharap masuknya Indonesia menjadi anggota BRICS dapat menumbuhkan kerja sama antara negara-negara di wilayah Selatan.
Salah satu tujuan dari BRICS adalah kerja sama ekonomi, di mana valuasi ekonomi dari sebuah negara dapat diukur dengan nilai Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB). Menurut International Monetary Fund (IMF), GDP adalah nilai total barang dan jasa pada harga terkini yang diproduksi suatu negara selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun.
Berdasarkan data dari International Monetary Fund (IMF), pada proyeksi 2025, China menjadi negara dengan GDP terbesar di antara semua anggota BRICS. Nilai GDP China menyentuh angka US$19,53 triliun. India menempati posisi kedua dengan nilai GDP yang cukup terpaut jauh dari China dengan angka US$4,27 triliun.
Brasil menempati posisi ketiga dengan nilai GDP sebesar US$2,31 triliun, diikuti Rusia dengan US$2,2 triliun. Indonesia sendiri berada di posisi kelima dengan nilai GDP sebesar US$1,49 triliun pada 2025.
Urutan keenam ditempati oleh Arab Saudi dengan US$1,14 triliun, diikuti Uni Emirat Arab dengan nilai GDP sebesar US$568,57 miliar. Iran mengisi peringkat kedelapan dengan GDP sebesar US$463,75 miliar, disusul Afrika Selatan dengan US$418,05 miliar.
Mesir menduduki posisi kedua terakhir dalam hal perolehan GDP dengan nilai sebesar US$345,87 miliar. Negara anggota BRICS dengan GDP terkecil adalah Etiopia dengan US$120,91 miliar.
Baca Juga: RI Tumbuh 5%, Inilah Proyeksi Pertumbuhan GDP ASEAN 2024 dan 2025
