Pada awal Oktober 2023, aksi kelompok militan Palestina, yakni Hamas, menyerang wilayah Israel dengan roket pada Sabtu (7/10/2023). Sebagai gantinya, tepat keesokan harinya, Israel menyatakan perang dan berencana meluncurkan serangan balasan.
Konflik besar ini tentunya berhasil menyita perhatian dunia, sehingga membuat sejumlah negara tergerak memberi bantuan untuk meringankan beban bagi negara-negara yang terdampak.
Pada Senin (16/10/2023), Uni Eropa dan Inggris mengumumkan kebijakan pemberian dana bantuan bagi warga Palestina melalui situs resmi pemerintah masing-masing.
Uni Eropa telah menyiapkan dana bantuan sebesar 75 juta Euro, atau setara dengan Rp1,2 triliun. Sementara itu, Inggris menyatakan bantuan sebesar 10 juta poundsterling atau setara Rp191,4 miliar.
Menyusul keduanya, pada Selasa (17/10/2023), Islandia turut menyuarakan pengumuman bantuan. Negara paling damai di dunia menurut Global Peace Index tersebut telah menyiapkan US$500.000 atau sekitar Rp7,9 miliar.
Selain ketiga negara tersebut, beberapa negara sudah sempat mengumumkan bantuannya terhadap Palestina, yakni Yordania, Kuwait, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Skotlandia.
Bantuan kelima negara tersebut bersama Islandia disalurkan melalui Unired Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), sebuah badan khusus yang dibentuk PBB untuk mengatur kebutuhan pengungsi di Palestina.
Untuk bantuan dari Uni Eropa sendiri akan disalurkan melalui kerja sama dengan UNICEF. Inggris tidak menyebutkan dengan jelas bagaimana dana bantuannya akan disalurkan, pihaknya mengungkapkan bahwa mereka akan bekerja sama dnegan PBB dan badan mitra lainnya.
Meski begitu, bantuan bagi warga Palestina umumnya dikirim melalui Mesir, yang hingga saat ini masih dihadang pihak Israel. Pemerintah Mesir mengungkapkan bahwa Israel tidak mau bekerja sama dalam pengiriman bantuan ke Gaza, sehingga ratusan ton pasokan bantuan kini masih dalam status tertahan.
Sementara itu, tim organisasi kemanusiaan internasional, Red Crescent, mengaku masih menunggu terbukanya akses bantuan ke wilayah Gaza.