Disabilitas adalah suatu kondisi yang menghambat seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari atau berpartisipasi penuh dalam kehidupan sosial. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari kemampuan fisik, sensorik, hingga kognitif seseorang. Disabilitas bukan hanya tentang ketidakmampuan fisik, tetapi juga dapat melibatkan gangguan mental atau emosional yang signifikan.
Kondisi disabilitas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetika yang diturunkan dari orang tua, cedera yang diakibatkan oleh kecelakaan atau insiden lain, hingga penyakit kronis yang memengaruhi fungsi tubuh dalam jangka panjang.
Bahkan, kondisi lingkungan yang tidak mendukung kesehatan dan kesejahteraan individu juga dapat mengakibatkan disabilitas. Seperti, lingkungan tempat tinggal yang tercemar atau tempat kerja yang berisiko tinggi.
Selain itu, akses yang terbatas ke layanan kesehatan dan pendidikan turut memperburuk kondisi disabilitas dan mengurangi peluang individu untuk menjalani kehidupan yang produktif.
Di Indonesia, prevalensi disabilitas menjadi isu penting yang perlu mendapatkan perhatian serius. Mengidentifikasi prevalensi disabilitas di berbagai provinsi dapat membantu dalam perencanaan dan implementasi program-program untuk meningkatkan kualitas hidup penyandang disabilitas.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, sebagai ibu kota dan pusat ekonomi, Jakarta menghadapi berbagai tantangan dalam menyediakan layanan yang inklusif bagi penyandang disabilitas.
Kota ini menjadi magnet bagi penduduk dari berbagai daerah yang mencari peluang ekonomi, pendidikan, dan kehidupan yang lebih baik. Akibatnya, urbanisasi yang cepat dan kepadatan penduduk yang tinggi menjadi ciri khas Jakarta.
Tingginya prevalensi disabilitas di Jakarta di kalangan usia 5-17 tahun salah satunya disebabkan oleh tingginya jumlah penduduk di wilayah tersebut. Lingkungan yang padat dan sempit meningkatkan risiko kecelakaan dan penyakit menular, yang dapat meningkatkan prevalensi disabilitas di wilayah bersangkutan. Anak-anak dan remaja sering menjadi korban dari fenomena ini.
Di Jakarta, urbanisasi cepat sering kali tidak diimbangi dengan pengembangan infrastruktur yang memadai untuk mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas.
Fasilitas umum, transportasi, dan akses ke bangunan kebanyakan tidak ramah disabilitas, membuat mereka sulit untuk bergerak dan berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, masih banyak penyandang disabilitas yang belum mendapatkan hak-haknya di tempat tinggalnya sendiri.
Baca Juga: Pekerjaan Bagi Kaum Disabilitas Masih Menjadi Tantangan di Dunia