Fenomena Window Shopping: Masuk Mal Tapi Tidak Belanja, Apa Penyebabnya?

Mal tetap ramai dikunjungi, namun tren menarik muncul: semakin banyak orang datang ke mal hanya untuk berjalan-jalan tanpa membeli apa-apa. Apa penyebabnya?.

Top Produk yang Banyak Dibeli Online

(2024)
Ukuran Fon:

Dalam beberapa tahun terakhir, pusat perbelanjaan atau mal masih ramai dikunjungi di tengah pertumbuhan e-commerce. Namun, tren menarik muncul: semakin banyak orang datang ke mal hanya untuk berjalan-jalan tanpa membeli apa-apa. Fenomena ini dikenal sebagai “window shopping”.

Kategori fashion (seperti baju, sepatu, dan tas) serta produk kecantikan menjadi dua jenis produk yang paling sering menjadi target showrooming. Alasannya cukup sederhana, konsumen ingin merasakan dan mencoba langsung produk tersebut sebelum membeli, tapi pada akhirnya mereka memilih platform online karena bisa mendapatkan harga lebih baik atau variasi lebih banyak.

Menurut survei Populix tahun 2024, 46% responden lebih suka membeli produk fashion dan kecantikan secara online. Angka ini menunjukkan bahwa kategori fashion dan kecantikan memiliki tingkat showrooming yang jauh lebih tinggi dibanding produk lain. Orang datang ke mall untuk mencoba ukuran baju, melihat warna makeup langsung, atau mencium parfum—namun saat sampai di rumah, transaksi justru dilakukan secara daring.

Setelah menemukan produk yang diinginkan, konsumen cenderung mencari harga lebih kompetitif di marketplace. Marketplace juga menawarkan promo yang lebih beragam. Selain itu, menurut laporan Populix, praktis dan kemudahan membandingkan harga menjadi dua faktor utama yang mendorong konsumen untuk berbelanja online.

Saat ini mal telah berkembang menjadi destinasi rekreasi dan hiburan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, banyak mal modern kini dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti bioskop, food court dengan beragam pilihan kuliner, taman bermain anak, hingga spot foto estetik yang menarik minat pengunjung dari berbagai usia. Peran mal sebagai ruang publik yang nyaman, ber-AC, dan aman menjadikannya tempat favorit untuk bersantai, bersosialisasi, hingga menghabiskan waktu akhir pekan tanpa harus berbelanja.

Laporan Komisi VII DPR RI (Januari 2025) mencatat bahwa inflasi rendah (year‑to‑date) Desember 2024 sebesar 1,57%. Angka inflasi yang rendah tersebut justru mencerminkan adanya pelemahan daya beli masyarakat, dilihat dari menurunnya permintaan terhadap barang dan jasa secara umum. Keadaan tersebut membuat perubahan gaya hidup masyarakat yang kini lebih selektif dan semakin berhati-hati dalam memilih produk yang benar-benar dibutuhkan untuk dibeli.

Fenomena banyak orang masuk mal tapi tidak belanja mencerminkan perubahan besar dalam cara orang memandang pusat perbelanjaan. Mal bukan lagi sekadar tempat belanja, melainkan juga tempat untuk hiburan, refreshing, dan bersosialisasi. Dunia ritel perlu cepat beradaptasi agar tetap relevan, dengan menciptakan pengalaman berbelanja yang tidak bisa ditiru secara digital.

Baca Juga: Seberapa Sering Gen Z & Milenial Belanja Online?

Sumber:

https://info.populix.co/articles/ritel-offline-dan-online-akomodasi-kebiasaan-belanja-konsumen-indonesia-yang-beragam/

https://berkas.dpr.go.id/pusaka/files/info_singkat/Info%20Singkat-XVII-1-I-P3DI-Januari-2025-191.pdf?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook